PINUSI.COM- Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan bukan hanya menghadirkan momen-momen spektakuler, tetapi juga dikenal lewat sejumlah hal kontroversial. Salah satunya adalah penggunaan bola Adidas Jabulani, yang memicu perdebatan hangat.
Bola Adidas Jabulani diperkenalkan pada Desember 2009 sebagai bola resmi turnamen. Nama "Jabulani" berasal dari bahasa IsiZulu, dengan arti "merayakan". Uniknya, bola ini hanya memiliki delapan panel yang dijahit rapi, dipuji sebagai bola paling bundar yang pernah ada.
Didesain menggunakan teknologi Gripen Groove, Jabulani diakui memberikan stabilitas dan presisi yang lebih baik daripada bola sebelumnya. Selain itu, desainnya menghadirkan keunikan dengan 11 warna berbeda yang merepresentasikan 11 pemain dalam setiap tim, 11 bahasa resmi di Afrika Selatan, dan keragaman etnis di benua tersebut.
Meski dirancang untuk memberikan akurasi, Jabulani menuai keluhan dari para pemain, khususnya penjaga gawang, yang mengeluhkan bobotnya yang terlalu ringan dan gerakannya yang sulit diprediksi. Iker Casillas, Gianluigi Buffon, dan Julio Cesar termasuk dalam daftar pemain yang kecewa terhadap bola ini.
Keluhan ini menjadi perhatian serius hingga kalangan ilmuwan. NASA melakukan analisis aerodinamika yang menunjukkan bobot ringan Jabulani sebagai penyebab utama pergerakan yang sulit diprediksi.
Meskipun menuai kontroversi, Jabulani tetap menjadi topik hangat hingga kini. Sisi dramatis dan perdebatan seputar bola tersebut masih dikenang oleh penggemar sepak bola, bahkan saat bola Piala Dunia berikutnya diperkenalkan.
Piala Dunia 2010 mungkin telah berlalu, tetapi jejak dan cerita bola Jabulani tetap membekas, menandai momen kontroversial dalam sejarah sepak bola yang menarik untuk dikenang. (*)