PINUSI.COM - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengungkapkan keunggulan pemain naturalisasi dibandingkan pemain lokal.
Sejak Shin Tae-yong mengambil alih sebagai pelatih, PSSI telah mengambil langkah besar dalam menghadirkan pemain berdarah campuran yang menjalani naturalisasi, yang kemudian membela Timnas Indonesia dalam berbagai kompetisi.
Shin Tae-yong memiliki standar seleksi yang sangat ketat, dan hanya mengincar pemain yang telah memiliki pengalaman bermain di liga-liga top Eropa.
Beberapa contoh pemain yang telah menjalani naturalisasi dan melakukan debut bersama Timnas Indonesia adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, Shayne Pattynama, Rafael Struick, dan Ivar Jenner.
Terdapat juga pemain keturunan Indonesia yang bermain di Eropa, yang memilih menjadi warga negara Indonesia tanpa harus melalui proses naturalisasi, seperti Elkan Baggott.
Namun, Shin Tae-yong tampaknya masih belum puas dan sedang berupaya menambah pemain naturalisasi dalam skuad timnas.
Saat ini, ada tiga pemain yang sedang dalam tahap proses tersebut.
Mereka yang kemungkinan akan segera mengikuti langkah naturalisasi adalah Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, dan Jay Idzes, serta tidak dapat dikecualikan kemungkinan akan ada penambahan lainnya.
Beberapa waktu lalu, Shin Tae-yong kembali ke Korea Selatan dan berbicara dengan media Korea Selatan, Best Eleven.
Pada proses wawancara tersebut, tiba-tiba ada seorang wartawan dari Best Eleven bertanya tentang harapan Shin Tae-yong merekrut sejumlah pemain naturalisasi untuk Timnas Indonesia.
Pelatih ini menjelaskan, pemain-pemain naturalisasi memegang peran penting dalam usahanya menjadikan Indonesia sebagai tim yang mengejutkan di Piala Asia. Hal ini dikarenakan pemain seperti Jordi Amat memiliki mentalitas yang kuat.
Dengan yakin, Shin Tae-yong menyatakan, "Mungkin Indonesia dapat menjadi tim yang mengejutkan (kuda hitam) di Piala Asia ini."
Pelatih asal Korea ini juga menegaskan, banyak pemain asli Indonesia masih merasa takut kalah ketika bermain di tingkat internasional, dan mental mereka masih perlu ditingkatkan.
"Salah satu kelemahan pemain-pemain Indonesia adalah mereka lebih terpengaruh oleh rasa kekalahan daripada masalah keterampilan. Pemain-pemain naturalisasi dapat membantu mengatasi kekurangan ini."
"Dengan demikian, dapat disimpulkan Indonesia sekarang telah menjadi tim yang lebih menimbulkan ketakutan daripada sebelumnya," tuturnya. (*)