PINUSI.COM - Ronny Pangemanan, pengamat sepak bola, mengemukakan pandangannya terkait kontroversi pemain Timnas Indonesia terlihat makan mi instan selama pemusatan latihan di Turki.
Dalam sebuah siaran di saluran Sportify Indonesia, Pangemanan menegaskan perlunya PSSI mengambil tindakan tegas terhadap para pemain tersebut.
Menurutnya, situasi ini merupakan pelajaran yang luar biasa, dan PSSI harus bersikap tegas.
Pangemanan menyarankan, jika tindakan tersebut hanya terjadi dalam konteks Piala AFF, pemain yang terlibat sebaiknya langsung dipecat atau dipulangkan.
Jika hal ini terjadi pada pertandingan persahabatan atau uji coba, tindakan seperti itu juga harus diikuti pemecatan dari tim.
Pangemanan, yang akrab disapa Ropan, menambahkan, ada hikmah yang bisa diambil dari polemik ini.
Menurutnya, beruntunglah jika insiden ini menjadi viral di media sosial, karena jika tidak, masalah ini mungkin akan terus berlanjut tanpa disadari banyak orang.
Ropan menyatakan, satu hal positif dari viralnya kejadian ini adalah jika tidak diungkap, perilaku semacam itu mungkin akan berlangsung secara diam-diam.
Ia menganggap kejadian ini memiliki efek mengingatkan, dan tanpa adanya eksposur melalui media sosial, mungkin perilaku serupa akan terus berlanjut, bahkan mungkin sampai Piala Asia di Qatar.
Sebelumnya, muncul polemik setelah tersebar foto tangkapan layar yang menunjukkan seorang pemain Timnas Indonesia sedang makan mi instan.
Hal ini mendapatkan reaksi pedas dari sejumlah warganet yang menyayangkan kurangnya profesionalisme pemain, terutama terkait aspek makanan.
Beberapa bahkan membuat perbandingan antara profesionalisme pemain lokal dan pemain diaspora, dan menyatakan tindakan ini menggambarkan kurangnya profesionalisme dari pemain lokal.
Ropan menambahkan, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kemungkinan permasalahan semacam ini terulang di masa depan.
Menurutnya, Timnas Indonesia seharusnya mempertimbangkan penggunaan jasa seorang koki khusus, yang dapat menyajikan makanan sesuai selera para pemain Skuad Garuda.
"Negara-negara maju biasanya membawa koki khusus, bahkan beberapa pemain juga menyewa koki pribadi."
"Apakah Timnas Indonesia membawa koki sendiri? Ini perlu ada," tutur Ropan.
Dia menegaskan, pembelajaran dari kejadian ini adalah PSSI seharusnya menyediakan koki-koki terbaik untuk ikut serta dalam turnamen apa pun.
Dengan demikian, Ropan menyarankan agar langkah-langkah proaktif diambil untuk memastikan ketersediaan koki yang dapat memenuhi kebutuhan makanan para pemain Timnas Indonesia, sehingga insiden serupa dapat dicegah di masa mendatang. (*)