search:
|
PinRec

Gula Bisa Tingkatkan Risiko Gangguan Irama Jantung, Bukan Kopi

Sarah Salsabilla/ Rabu, 24 Apr 2024 05:30 WIB
Gula Bisa Tingkatkan Risiko Gangguan Irama Jantung, Bukan Kopi

Ada kekhawatiran konsumsi kafein seperti pada kopi secara berlebihan, dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung atau aritmia. Foto: Pinterest


PINUSI.COM- Minuman berkafein seperti kopi dan minuman energi, sering kali dituding menjadi penyebab masalah kesehatan jantung.

Ada kekhawatiran konsumsi kafein seperti pada kopi secara berlebihan, dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung atau aritmia.


Namun, apakah minuman ini benar-benar berdampak buruk pada kesehatan jantung?

 

YouTube Kata Dokter bersama Dr Ignatius Yansen Ng SPJP (k) FIHA, FAsCC, FAPSC memperbincangkan pengaruh minuman berkafein seperti pada kopi, terhadap kesehatan jantung.

 

Salah satu fakta menarik yang dibahas adalah mengenai hubungan antara minum kopi atau minuman energi, dengan gangguan irama jantung, seperti atrial fibrilasi.

 

Meskipun banyak yang mengaitkan konsumsi kopi dengan gangguan irama jantung, penelitian besar menunjukkan kopi sebenarnya tidak menyebabkan gangguan irama jantung.

 

Akan tetapi, pada orang yang tidak terbiasa minum kopi, mungkin akan mengalami keluhan berdebar-debar setelah mengonsumsi kopi. Namun, ini bukanlah tanda dari gangguan irama jantung atau aritmia.

 

Dr Ignatius Yansen menjelaskan, minum kopi sebenarnya memiliki manfaat kesehatan, selama dikonsumsi secara tepat.


Minum kopi hitam tanpa gula atau krim adalah pilihan yang sehat.

 

"Sementara, penggunaan gula atau krim dalam kopi dapat menjadi faktor risiko yang tidak sehat, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau minuman lain yang tinggi gula, seperti donat atau rokok," tuturnya.

 

Konsumsi kafein dalam jumlah yang tepat, sekitar 2-3 gelas sehari, tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan irama jantung.


Sebaliknya, konsumsi minuman berenergi yang tinggi kadar gulanya, dapat menjadi tidak sehat, karena gula tinggi ini dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook