search:
|
PinRec

3 Ritual Kecantikan Pengantin Bali sebelum Menikah, Sarat Makna dan Nilai Budaya

Ade Irfa Avitri/ Sabtu, 20 Jan 2024 05:00 WIB
3 Ritual Kecantikan Pengantin Bali sebelum Menikah, Sarat Makna dan Nilai Budaya

Ritual kecantikan sebelum pernikahan di Bali tidak sekadar tentang penampilan fisik, melainkan juga tentang menghormati tradisi dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan. Foto: Pinterest


PINUSI.COM - Bali, pulau dewata yang terkenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki kekayaan budaya yang tak kalah menarik.

Salah satu tradisi yang mencuri perhatian adalah ritual kecantikan yang dilakukan oleh pengantin perempuan sebelum menikah

Ritual ini tidak hanya sebagai persiapan fisik, tapi juga sarat makna dan nilai-nilai budaya yang dalam.

1. Ngekeb

Ritual pertama yang patut dicermati adalah ngekeb.

Dalam upacara ini, mempelai perempuan memandikan seluruh tubuhnya dengan lulur khusus.

Lulur tersebut terbuat dari campuran daun merak, bunga kenanga, kunyit, dan beras yang dihaluskan.

Dilakukan saat sore hari, mempelai perempuan tidak boleh keluar dari kamar pengantin sampai dijemput oleh mempelai laki-laki.

Ngekeb memiliki makna mendalam, yaitu simbolisasi mengubur masa lalu dan membuka lembaran baru bersama mempelai laki-laki.

2. Shirodhara

Ritual kecantikan berikutnya adalah shirodhara, di mana minyak yang sudah dipanaskan dituangkan pada chakra keenam atau 'mata ketiga' di tengah dahi.

Tujuannya bukan hanya untuk kecantikan, tetapi juga untuk merelaksasi otot-otot wajah.

Masyarakat Bali percaya, shirodhara dapat membantu menyamarkan kerutan di wajah, menciptakan kesan kesegaran dan kedamaian.

3. Boreh

Boreh, lulur dengan ramuan khas Bali, menjadi ritual kecantikan yang tetap diaplikasikan sebelum menikah.

Terbuat dari campuran minyak kelapa, kunyit, jahe, kumis kucing, dan mineral lempung, boreh tidak hanya memberikan efek rileks pada tubuh, tetapi juga menghangatkan kulit serta mengangkat kotoran dan sel kulit mati.

Ramuan ini telah digunakan secara turun-temurun, dan memiliki manfaat yang melampaui sekadar kecantikan.

Ritual kecantikan sebelum pernikahan di Bali tidak sekadar tentang penampilan fisik, melainkan juga tentang menghormati tradisi dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan.

Keindahan yang tumbuh dari kekayaan budaya, itulah pesona unik dari upacara pernikahan di Bali.

Kalau Pinusian sendiri, akan melakukan ritual kecantikan apa saat menikah nanti? (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Ade Irfa Avitri

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook