search:
|
PinNews

Waketum Tak Yakin Jokowi dan Keluarganya Bakal Acak-acak Partai Golkar

Yohanes A.K. Corebima/ Senin, 18 Mar 2024 13:00 WIB
Waketum Tak Yakin Jokowi dan Keluarganya Bakal Acak-acak Partai Golkar

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Adies Kadir menanggapi desas-desus langkah politik keluarga Presiden Jokowi, yang disebut-sebut sedang mengincar kursi ketua umum Partai Golkar. Foto: Instagram@jokowi


PINUSI.COM - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Adies Kadir menanggapi desas-desus langkah politik keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang disebut-sebut sedang mengincar kursi ketua umum Partai Golkar. 

Kursi orang nomor satu di partai politik berlambang pohon beringin itu, disebut-sebut bakal diisi Jokowi, setelah purnatugas menjadi kepala negara pada Oktober 2024.

Bahkan, muncul pula isu jabatan ketua umum Partai Golkar bakal diisi putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini berpeluang menjadi  wakil presiden. 

Menurut Adies Kadir, desas-desus itu hanya isu liar yang sukar menjadi kenyataan.

Baginya, Jokowi dan keluarganya adalah orang-orang baik yang sangat dekat dengan Golkar.

Dia yakin  keluarga Jokowi mustahil merebut kursi ketua umum Golkar dengan cara-cara yang bertentangan dengan peraturan partai. 

"Bahwa akan ada yang mengacak-acak, terus diarahkan ke Pak Presiden dan Pak Gibran, tidak mungkin, mengingat kedekatan dan dukungan Partai Golkar selama ini," kata Adies kepada wartawan, Senin (18/3/2024). 

Isu Jokowi atau Gibran menjadi ketua umum Golkar santer dalam beberapa pekan terakhir ini.

Isu ini menggelinding liar setelah dua senior Partai Golkar, Luhut Binsar Panjaitan dan Aburizal Bakrie mengatakan, ada pihak luar yang ingin mengacak-acak Partai Golkar.

Pihak luar yang disebutkan kedua tokoh itu, oleh sejumlah pihak dihubungkan dengan keluarga Jokowi. 

Adies dengan tegas membantah hal itu, menurutnya pihak luar yang dimaksud Luhut dan Aburizal Bakrie bukan keluarga Jokowi.

Pihak yang mengaitkan pernyataan itu dengan keluarga Jokowi disebutnya hanya ingin memecah belah Golkar jelang Musyawarah Nasional (munas).

"Jadi ini hanya move untuk memecah belah calon-calon yang akan maju, dan bingung pintunya dari mana."

"Nah, sekarang mau masuk dari mana, dari pleno sudah sangat solid, kemarin kita lihat bagaimana pleno, bagaimana ketika Pak Bamsoet memimpin di depan kami, saya ikut duduk di belakang," bebernya. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohanes A.K. Corebima

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook