search:
|
PinNews

Ponselnya Disita Polisi, Aiman Witjaksono Ajukan Praperadilan 

Yohanes A.K. Corebima/ Selasa, 06 Feb 2024 19:30 WIB
Ponselnya Disita Polisi, Aiman Witjaksono Ajukan Praperadilan 

Aiman Witjaksono mendatangi PN Jaksel, Selasa (6/2/2024), untuk mengajukan gugatan praperadilan terkait penyitaan ponsel miliknya. Foto: PINUSI.COM/Yohanes


PINUSI.COM - Aiman Witjaksono, juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, mengajukan gugatan praperadilan terkait penyitaan ponsel miliknya.


Smartphone itu disita oleh aparat Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.


Penyitaan dilakukan saat jurnalis kondang itu diperiksa sebagai saksi atas pernyataannya yang menyebut polisi tak netral pada Pemilu 2024.


Gugatan praperadilan itu dilayangkan Aiman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2024).


Aiman datang didampingi pengacara dari Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD.


"Saya mengajukan praperadilan mengenai penyitaan yang saya alami pada jumat dua pekan lalu," kata Aiman.


Eks jurnalis Kompas TV itu mengaku sangat keberatan dengan penyitaan yang dilakukan pihak kepolisian.


Sebab, sebagai jurnalis, dia mesti melindungi narasumber yang memberinya informasi terkait ketidaknetralan pihak kepolisian pada ajang Pemilu 2024.


"Saya ingin melindungi narasumber saya, karena saya ingin menegakkan demokrasi dengan melindungi narasumber," tegasnya.


Menurut Aiman, kerahasiaan narasumber harus betul-betul dijaga, jika yang bersangkutan memang tak mau dibuka identitasnya ke publik.


Tindakan penyitaan ponsel yang dilakukan pihak kepolisian untuk mencari tahu narasumbernya, kata dia, bakal berimbas panjang.


Salah satu dampaknya adalah keengganan orang untuk mengungkap fakta, karena aparat terkesan agresif, hal ini disebutnya bakal bikin demokrasi di negara ini menjadi tak sehat


"Ketika narasumber itu mudah dibuka, kemudian narasumber itu dengan mudahnya disebarkan, maka orang akan khawatir, setiap insan akan khawatir ketika menyampaikan informasi penting yang akan berpengaruh pada demokrasi ini."


"Ada kutipan kata-kata bijak, jangan melihat siapa yang mengatakan,  tapi dengarlah apa yang dikatakan."


"Ini penting untuk menindaklanjuti soal demokrasi, soal netralisasi, untuk kemudian kita sama-sama mengawal pemilu yang jujur adil dan bermartabat," bebernya. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohanes A.K. Corebima

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook