search:
|
PinNews

Perubahan Iklim Bikin Produksi PLTA Berkurang 75 Persen

Kamis, 13 Jun 2024 10:30 WIB
Perubahan Iklim Bikin Produksi PLTA Berkurang 75 Persen

Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Foto: Shutterstock


PINUSI.COM, Jakarta - PT PLN Nusantara Power mengungkapkan cuaca ekstrem akibat perubahan iklim berdampak kepada operasional perusahaan.

Salah satunya kekeringan yang terjadi di Sulawesi Selatan tahun lalu membuat terjadi pengurangan 75 persen kapasitas produksi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

"Nah, itu berdampak kepada pengoperasian power plant kami yang PLTA, dari kapasitas 800 MW kemudian cuma bisa menghasilkan 200 MW, sekitar 75 persen kapasitas hilang,” kata Dwi Hartono di Jakarta, dikutip Kamis (13/6/2024).

PLN mensiasatinya dengan menambah produksi listrik dari pembangkit lain berbahan bakar BBM atau gas dengan biaya operasional lebih mahal. Langkah tersebut dilakukan agar tidak mengurangi supply listrik yang dihasilkan.

Sebagai perbandingan, ia mengatakan bahwa dengan PLTA, PLN dapat menghasilkan 1 KWH listrik dengan harga sekitar Rp600-Rp700.

“Sementara kalau kami menggunakan bahan bakar minyak, 1 KWH itu bisa sampai Rp2.500. Jadi bisa dihitung berapa KWH yang diproduksi di Sulawesi Selatan waktu itu yang harus kami cover dengan operasional ini,” ucapnya.

Selain kekeringan, curah hujan yang terlalu tinggi juga turut mengganggu aktivitas produksi. Perubahan iklim menjadi faktor penyebab.

Selain itu, hujan berkepanjangan juga dapat mendisrupsi pengadaan komoditas tambang tersebut. Ini disebabkan karena masalah transportasi dan ketersediaan suplai.

“Ketika batu bara itu suplainya kurang sehingga kemudian kita terpaksa membakar bahan bakar jenis lain yang dalam hal ini selalu BBM atau gas, nah ini juga nanti berdampak kepada belanja perusahaan,” ujar Dwi.

Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa perubahan iklim tidak hanya memberikan tantangan, tapi juga peluang.

Misalnya, walaupun musim kemarau menghadirkan tantangan bagi operasional PLTA, tapi kondisi tersebut justru memberikan peluang terhadap meningkatnya produksi listrik dari PLTS.

“Jadi ada dua sisi yang selalu kita bisa ambil (manfaatnya) dalam hal ini,” imbuhnya.



Editor: Bethriq Kindy Arrazy

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook