PINUSI.COM, SURABAYA - Ada mahasiswa asal Somalia yang lulus kuliah meneliti sarung Indonesia. Namanya Abdirrihim Ahmed Muse.

Ahmed Muse kuliuah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. ia mengambil Program Pendidikan Sistem Informasi Fakultas Saintek.

Tugas akhirnya berjudul "Enhancing Supply Chain Efficiency from Indonesia to Somalia in Urban Logistics".

Dalam tugas akhir itu ia mengangkat proses perdagangan sarung Indonesia asal Gresik ke Somalia. Yang mana diproduksi oleh PT BHS.

Ternyata, distribusi sarung Indonesia ke Somalia ini sudah puluhan tahun dilakukan. Membuatnya dapat meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Kata dia, penduduk Somalia nyaris 100 persen muslim. Sarung memang digunakan setiap hari, baik untuk ibadah atau dipakai sehari-hari.

Dalam penelitiannya, perdagangan luar negeri dengan pola rantai pasok yang baik dapat memangkas biaya. Juga meningkatkan efisiensi.

"Struktur sistem rantai pasok adalah bagaimana mendapatkan bahan baku. Memproduksi barang, dan mendistribusikannya secara efisien dengan melibatkan berbagai mitra di sepanjang rantai pasok," jelas Abdir -panggilan akrab Ahmed Muse.

Bagi Abdir, kunci untuk meningkatkan transportasi logistik antara Indonesia dan Somalia terletak pada pemahaman dan pemanfaatan. Istilah yang diakui secara internasional. Menggunakan terminologi Incoterms.

"Kedua belah pihak harus mengadopsi persyaratan yang jelas dan standar dalam hal kontrak penjualan mereka untuk menggambarkan tanggung jawab, biaya, dan alokasi risiko, sehingga memastikan perdagangan internasional tersebut dapat lancar dan efisien," paparnya.

Selaku penguji, Dr. Anang menyambut baik kelulusan mahasiswa luar negeri ini.

"Insya-Allah, tahun ajaran baru ada empat mahasiswa asing yang kuliah di Prodi SI," kata Sekretaris Program Studi Sistem Informasi ini.

Dalam beberapa tahun ini, sejumlah mahasiswa asing dari beberapa benua berkuliah di UINSA. Baik pada jenjang sarjana maupun pascasarjana. Salah satunya Abdirrihim dan kawan-kawannya asal Somalia ini.

"Empat tahun tinggal di Indonesia dia telah cakap berbahasa Indonesia. Dia senang dengan kuliner Jawa Timur, serta telah berkunjung ke objek wisata  di Jatim dan sekitarnya," ungkap lulusan Kumamoto University Jepang itu.