search:
|
PinNews

Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Masyarakat Diimbau Kembali Terapkan Protokol Kesehatan

Hasanah Syakim/ Kamis, 07 Des 2023 15:00 WIB
Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Masyarakat Diimbau Kembali Terapkan Protokol Kesehatan

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI dr Erlina Burhan mengatakan, saat ini terjadi peningkatan kasus varian Covid-19 di 104 negara. Foto: PINUSI.COM/Hasanah Syakim


PINUSI.COM - Masyarakat Indonesia diimbau kembali meningkatkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker hingga menghindari kerumunan, demi mengantisipasi melonjaknya kasus Covid-19. 


Imbauan tersebut disampaikan Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Erlina Burhan, dalam media briefing kesehatan secara daring, Rabu (6/12/2023). 


dr Erlina mengatakan, saat ini terjadi peningkatan kasus varian Covid-19 di 104 negara, dengan varian EG.5, HK.3 dan BA.2.86, seperti di Singapura dan Malaysia. 


"Melirik kondisi dan lonjakan kasus di Singapura, Malaysia, bahkan Indonesia, kami dari PB IDI mengimbau mulailah kembali saat ini memakai masker bila bergejala batuk, pilek, bersin," kata dr Erlina.


Berdasarkan laporan secara global, terdata ada lonjakan kasus baru varian Covid-19 pada 28 hari terakhir, terhitung mulai 23 Oktober hingga 19 November 2023. 


Dia menerangkan, terdapat 104 negara yang melaporkan kenaikan kasus, dan 43 negera yang melaporkan kematian.


"Di Singapura tercatat ada 22 ribu kasus varian dari Omicron yaitu EG.5 dan HK 3, yang mendominasi 70 persen dari total kasus pada Oktober-November," ungkapnya. 


Varian Omicron, kata dr Erlina, juga berevolusi, antara lain BA.2.86, yang kemampuan infeksinya rendah.


Sedangkan di Malaysia dari data pada 2-8 Oktober, terdapat 927 kasus terkonfirmasi, dan di Bulan November terjadi peningkatan hampir 4 ribu kasus. 


"Meningkatnya kasus di Singapura dan Malaysia karena mobilitas yang tinggi, di mana masyarakat pada Bulan November melakukan perjalanan berlibur akhir tahun, dan berkumpul bersama teman," terangnya. 


Erlina menjelaskan, data tersebut juga menunjukkan ternyata antibodi masyarakat sudah menurun, karena secara teori mengatakan, setelah enam atau 12 bulan terjadi penurunan antibodi. 


"Dari data 89 negara dilaporkan mengalami peningkatan kasus, seperti di Amerika dengan varian EG.5 sebanyak 24,8 persen, Kanada 12 persen, Cina 10 persen, Jepang 7 persen, dan Korea Selatan 6 persen," paparnya. 


Peningkatan kasus varian Covid-19 juga terjadi di Indonesia pada Oktober hingga November 2023, dengan data terkonfirmasi 65 kasus pada 2-8 Oktober, dan 151 kasus pada 20-26 November, dan satu kasus meninggal pada November. 


dr Erlina juga mengimbau masyarakat tidak panik, karena subvarian dari Omicron memiliki gejala ringan dan belum dapat dipastikan, apakah infeksi bA.2.86, EG.5 ataupun HK.3, menghasilkan gejala yang berbeda dari varian lainnya. 


Varian ini, kata dia, memiliki kesamaan gejala Covid-19 secara umum, cenderung serupa di antara berbagai varian, yakni demam tinggi, batuk, rhinorrhea (hidung meler), kehilangan penciuman, dan pengecapan. 


"Faktor penentu berat ringannya gejala bergantung pada kekebalan tubuh seseorang, terutama kelompok lansia," terang Erlina. 


Seperti, lanjutnya, orang dengan komorbid, misalnya diabetes melitus, hipertensi, gangguan ginjal yang tidak terkontrol dan orang dengan konsisi imunokompromis seperti HIV, kanker, dan autoimunitas. 

 

Dia berpesan agar masyarakat menerapkan hidup sehat, makan dengan nutrisi seimbang, mencuci tangan dengan air mengalir, memakai masker saat di keramaian dan perjalanan, serta membatasi waktu di ruang tertutup. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Hasanah Syakim

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook