search:
|
PinNews

Harga Emas Perkasa Lagi

Fariz Agung Prasetya/ Rabu, 20 Mar 2024 01:30 WIB
Harga Emas Perkasa Lagi

Harga emas mulai diperdagangkan menguat menjelang pertemuan bank sentral AS. Foto: iStock


PINUSI. COM - Harga emas mulai diperdagangkan menguat menjelang pertemuan bank sentral AS (The Fed).

Pada perdagangan Senin (18/3/2024), harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,21% di level USD 2.159,98 per troy ounce.

Penguatan ini sekaligus mengakhiri pelemahan yang telah terjadi dalam dua hari perdagangan sebelumnya.

Sementara, hingga pukul 06:20, Selasa (19/3/2024), harga emas di pasar fisik menguat 0,01% di level USD 2.160,23 per ons troi.

Setelah jatuh ke level terendah satu minggu pada Hari Senin, harga emas naik karena investor menunggu serangkaian pertemuan bank sentral minggu ini, termasuk keputusan kebijakan The Fed AS pada Hari Rabu, untuk mendapatkan petunjuk tentang inflasi dan suku bunga.

Keputusan the Fed akan berdampak signifikan pada emas, karena akan mempengaruhi pergerakan dolar AS dan imbal hasil obligasi AS.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS.

Apabila suku bunga AS naik, imbal hasil dolar AS dan obligasi AS akan naik.

Dolar AS yang lebih kuat merugikan emas, karena membuat emas lebih sulit dibeli dan mengurangi permintaan.

Kenaikan imbal hasil obligasi AS juga akan mengurangi daya tarik emas, karena emas tidak memiliki imbal hasil.

Namun, jika suku bunga turun, dolar AS dan imbal hasil US Treasury akan turun, sehingga menurunkan biaya peluang untuk memiliki emas. Hal ini meningkatkan daya tarik mengoleksi emas.

"Emas mengantisipasi keputusan suku bunga pada Hari Rabu, hingga keputusan suku bunga Bank of Japan (BoJ)."

"Hal ini dapat menunjukkan inflasi global meningkat, dan jelas emas adalah lindung nilai inflasi global," ujar Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Berjangka, kepada Reuters.

Emas batangan turun sekitar 1% pada minggu lalu, menyusul data yang menunjukkan harga konsumen AS naik tajam di Bulan Februari, dan harga produsen juga naik lebih dari yang diperkirakan, mengindikasikan inflasi yang masih kuat.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan kenaikan harga membuat investasi emas batangan tidak menarik, karena tidak menghasilkan bunga.

Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan mengakhiri kebijakan moneter ultra-longgarnya pada pertemuan kebijakan moneter dua hari, yang berakhir hari ini.

Sementara, Bank of England (BOE) diperkirakan akan bertemu pada Hari Kamis, dan membiarkan suku bunga tidak berubah.

Pasar juga secara luas diperkirakan tidak akan melihat perubahan dalam suku bunga, setelah pertemuan kebijakan Fed selama dua hari pada  Rabu, tetapi memperkirakan peluang 53% untuk penurunan suku bunga pada Juni tahun depan.

"Perubahan dalam dot plot, ekspektasi terhadap dana The Fed, saya pikir akan memainkan peran dalam menentukan apakah emas akan kembali melanjutkan tren naiknya atau tidak," ulas Pavilonis. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fariz Agung Prasetya

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook