Cak Imin Bilang Gelontoran Bansos Jokowi Gagal Stabilkan Harga Beras
Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengeklaim gelontoran bantuan sosial dari Presiden Joko Widodo yang digencarkan sebelum Pilpres 2024, gagal menekan kenaikan harga beras. Foto: Istimewa
PINUSI.COM - Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengeklaim gelontoran bantuan sosial dari Presiden Joko Widodo yang digencarkan sebelum Pilpres 2024, gagal menekan kenaikan harga beras.
Buktinya, sampai saat ini harga beras di pasaran masih melambung dan diprediksi bakal terus melejit.
"Gerojokan bansos yang besar-besaran jelang pemungutan suara lalu kepada 21,35 juta keluarga, ternyata juga belum mampu menstabilkan harga,” kata Cak Imin lewat keterangan tertulis, Jumat (23/2/2024).
Baca Lainnya :
Berdasarkan data panel harga pangan nasional akhir bulan lalu, harga beras medium berada di kisaran Rp13.430/kilogram, sedangkan harga beras premium berada di kisaran Rp15.340/kilogram.
Harga ini melampaui harga eceran tertinggi (HET) beras medium di kisaran Rp10.900-Rp11.800 per kilogram, dan HET beras premium di kisaran Rp13.900-Rp14.800.
Cak Imin mengaku prihatin dengan kondisi ini.
Cawapres pendamping Anies Baswedan it, lantas mendesak pemerintah mencari opsi lain untuk menekan harga beras, selain mengandalkan bansos
Menurutnya, jika pemerintah hanya berdiam diri dan berpangku tangan, maka harga beras dalam beberapa bulan ke depan bakal tak bisa dikendalikan lagi.
“Jangan sampai harga beras kian tak terkendali, sehingga kian membebani pengeluaran masyarakat kita,” ujarnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan, ketidakmampuan pemerintah menekan harga beras, hanya membuat populasi masyarakat miskin bertambah.
Untuk itu, dia kembali mendesak pemerintah serius menyikapi hal ini.
"Kalau ini tidak segera dikendalikan, maka jumlah masyarakat miskin akan semakin tinggi,” imbuhnya.
Tak hanya berdampak pada persoalan kemiskinan, lanjut Cak Imin, hal ini juga bakal berimbas pada masalah sosial lainnya, angka kejahatan dan aksi kriminalitas juga bakal bergeser naik seiring kenaikan harga beras.
“Beras ini soal perut, jika tidak ditangani secara hati-hati dan saksama, masyarakat bisa jadi gelap mata," bebernya. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohanes A.K. Corebima