search:
|
PinNews

Aksi Jual Asing Tembus Rp4 T Sepekan, Saham BRI Paling Merosot

Sabtu, 15 Jun 2024 15:00 WIB
Aksi Jual Asing Tembus Rp4 T Sepekan, Saham BRI Paling Merosot

Gedung BRI di Jakarta. Foto via bri.co.id


PINUSI.COM, JAKARTA - Investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) di bursa Indonesia. Menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan IHSG turun 2,36 persen dalam sepekan. Setelah sebelumnya empat hari berturut-turut melemah.

Jumat (14/6) tadi, jadi pelengkap. IHSG ditutup turun 1,42 persen ke 6.734,83.

Investor asing mencatatkan net sell Rp4,35 triliun di pasar reguler dalam lima hari terakhir. Menambah total net sell sebulan menjadi Rp10,46 triliun.

Saham-saham bank besar tanah air jadi target utama. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan net sell asing Rp1,7 triliun, terbesar di antara lainnya.

Saham BBRI ini merosot 3,91 persen dalam sepekan. Dan 35,19 persen dari all-time high pada 13 Maret 2024.

Disusul saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Juga terkena net sell Rp475,9 miliar dalam sepekan. Melemah 1,34 persen.

Kemudian ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Mencatatkan net sell Rp394,7 miliar, turun 8,37 persen dalam sepekan.

Lalu ada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mencatatkan net sell Rp296,6 miliar. Turun 10,34 persen.

Terakhir ada saham bank BBNI serta telkomunikasi TLKM. Masing-masing terkena net sell Rp266,5 miliar dan Rp172,4 miliar. Turun 8,30 persen dan 10,82 persen.

Penurunan pasar saham terjadi bersamaan dengan melemahnya nilai tukar rupiah ke level terendah dalam empat tahun terakhir. Akibat penguatan dolar AS.

Pada Jumat (14/6), rupiah melemah 0,8 persen ke Rp16.394 per USD. Terendah sejak April 2020.

Rupiah sudah melemah 1,3 persen dalam sepekan. Dan 6,5 persen sepanjang 2024 (YtD).

Pelemahan rupiah terjadi sepekan menjelang rapat kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. Namun, analis tak menutup kemungkinan kenaikan suku bunga.

"Base case kami adalah BI akan menahan, namun risiko kenaikan suku bunga 25 basis poin tinggi," tulis analis Barclays dalam catatannya dikutip dari Reuters, Sabtu (15/6).

BI melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mempertahankan rupiah. Mereka berjanji menggunakan kebijakan moneter untuk menstabilkan mata uang.

Pada April lalu, BI mengumumkan kenaikan suku bunga. Sebagai respons terhadap penurunan tajam rupiah.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede coba menganalisa. Penurunan rupiah saat ini tak berarti BI akan menaikkan suku bunga lagi pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 Juni.

Namun, hal ini membuat BI cenderung tak melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Biar tahu saja. Sejak pertengahan 2022, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak 275 basis poin.



Editor: Fahriadi Nur

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook