search:
|
PinNews

Akademisi Dukung Program Perlindungan Perempuan, Anak, dan Remaja Indonesia

Gabriella Hanyokrokusumo/ Jumat, 12 Jul 2024 18:00 WIB
Akademisi Dukung Program Perlindungan Perempuan, Anak, dan Remaja Indonesia

Pentingnya edukasi kepada generasi muda, agar mereka dapat bertahan di tengah gempuran paparan radikalisme yang meningkat di dunia maya. Foto: PINUSI.COM/Gabriella


PINUSI.COM - Masa depan Indonesia bergantung kepada generasi muda sekarang.

Oleh sebab itu, Deputi Wakil Rektor 3 Universitas Darussalam Gontor Dr Cecep Sobar Rochmat sangat mendukung program-program pemerintah yang memberi perlindungan kepada perempuan, anak, dan remaja Indonesia.

"Kami sebagai anggota masyarakat, dalam hal ini Unida Gontor, sangat mengapresasi dan mendukung akan program-program ini, apalagi yang bersentuhan langsung kepada masyarakat sehingga menjadikannya lebih baik lagi," ujarnya.

Ia pun memandang perlu melindungi kelompok rentan, yang merupakan pilar utama dalam membangun generasi bangsa menggapai Indonesia emas pada 2045.

Oleh sebab itu, Universitas Darussalam Gontor sangat concern terhadap pendidikan, utamanya kepada anak dan remaja, serta memandang perlu untuk bekerja sama dengan berbagai macam pihak, di antaranya dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Program di pondok ini sebetulnya kita memberi wawasan yang luas kepada santri maupun mahasiswa/i, sehingga ketika berwawasan luas, mereka tidak akan terkena shock culture, tidak akan terpapar radikalisme terorisme dan sejenisnya."

"Karena tujuan pembelajaran di pondok ini adalah agar anak didik dapat memahami perbedaan setiap manusia yang hidup di dunia ini, baik dari suku, agama, dan lainnya, yang sebetulnya semuanya mencintai kedamaian," tutur Cecep Sobar Rochmat di Ngawi Jawa Timur, Jumat  (12/7/2024).

Sebelumnya, Deputi Kerja Sama Internasional BNPT Andika Crhisnayudhanto, juga mengamini pentingnya edukasi kepada generasi muda, agar mereka dapat bertahan di tengah gempuran paparan radikalisme yang meningkat di dunia maya.

Dan salah satu hal yang ia dorong sebagai wujud dari perlindungan anak, adalah perlunya edukasi yang menumbuhkan daya berpikir kritis anak, sehingga tidak mendapatkan pemahaman hanya dari satu sisi.

"Salah satu upaya membentengi diri dari pemahaman terorisme, di antaranya adalah menumbuhkan critical thinking, dan tidak dogmatis."

"Sehingga, kita dapat terus memberikan pertanyaan kepada suatu pemahaman," papar Andika. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Gabriella Hanyokrokusumo

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook