PINUSI.COM - Mahfud MD, eks kontestan Pilpres 2024 sekaligus Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), mengaku kurang yakin jika presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat memberantas korupsi.
Sebaliknya, eks Menko Polhukam justru mengaku khawatir lembaga-lembaga penegak hukum dan pemberantasan korupsi, justru dilemahkan lewat berbagai undang-undang baru.
Mahfud mengaku tak yakin Prabowo-Gibran memberengus praktik korupsi, lantaran sepanjang kampanye Pilpres 2024, pasangan ini tak membicarakan hal itu secara terperinci.
Keduanya komit menghilangkan korupsi di negara ini, tetapi sayangnya, kata Mahud, Prabowo-Gibran tak sekalipun membeberkan cara mereka melawan praktik penyimpangan tersebut.
"Saya malah masih agak pesimis, nanti kalau seperti ini nanti akan lemah."
"Ddibuatkan lagi undang-undang untuk melemahkan yang sudah kuat, diuji ke MK."
"Apa sih ini, pemberantasan korupsinya apa, tidak memberikan indikasi, belum memberi indikasi."
"Misalnya, KPK ini mau diapakan yang sudah jelas terasa jauh berbeda dengan KPK sebelumnya," kata Mahfud, dikutip dari saluran YouTube Mahfud MD Official, Rabu (22/5/2024).
Mahfud mengatakan, pada pemerintahan sebelumnya, pemberantasan korupsi tak dilakukan secara sungguh-sungguh, hal ini dikhwatirkan terus berlanjut ke era Prabowo-Gibran.
Dia mengatakan, bisa jadi ke depannya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hanya menjadi lembaga bonegaka.
Sebab sekaarang ini saja KPK, kata dia, sudah tak berfungsi dengan baik, lembaga itu disebutnya tak lebih dari sebuah lambang saja.
"KPK ini sekarang seperti itu terus mau diapakan?"
"Apa yang akan dikerjakan oleh pemerintahan Pak Prabowo dan Pak Gibran?"
"Saya belum melihat langkah-langkah apa sih untuk memberantas korupsi, untuk menegakkan hukum," beber eks Ketua MK tersebut.
Mahfud melanjutkan, masalah korupsi di negara ini sudah sampai pada level yang mengkhawatirkan.
Karena itu, masyarakat bakal sangat senang jika ada pemimpin yang bersedia memberantas masalah ini.
Namun, kata dia, selama ini kebanyakan pemimpin sekadar janji memberangus korupsi, namun pada praktiknya mereka tetap tak bisa berbuat apa-apa.
"Itu janji, yang dijanjikan dan semua rakyat pasti senang, kita semua senang," imbuhnya. (*)