Smelter BangkaTIN Industry (BTI) di Periksa Kejagung, Dugaan Keterlibatan Korupsi PT Timah.

Oleh GabriellaMonday, 24th February 2025 | 17:30 WIB
Smelter BangkaTIN Industry (BTI) di Periksa Kejagung, Dugaan Keterlibatan Korupsi PT Timah.
Kejagung buktikan keseriusannya dalam menangani kasus mega korupsi PT Timah.  (Foto: PINUSI.COM/Istimewa)

PINUSI.COM - Jaksa penuntut dari Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan upaya dari terdakwa kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022, Harvey Moeis dan pemilik PT Quantum Skyline Exchange, Helena Lim, memperoleh keuntungan hingga mencapai Rp 420 miliar. Jaksa mengatakan bahwa keuntungan tersebut diperoleh dari kegiatan dana pengamanan bijih timah dari perusahaan-perusahaan smelter swasta.


Dan kemarin Pengadilan Tinggi Jakarta memperberat hukuman terdakwa Harvey Moeis, sebagai perpanjangan tangan PT Refined Bangka Tin (RBT), dalam perkara korupsi tata niaga timah. 


"Menjatuhkan terhadap terdakwa Harvey Moeis dengan pidana penjara selama 20 tahun," kata Ketua Majelis Hakim, Teguh Harianto saat membacakan putusan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2025).

Baca Juga: Sambut Delegasi Film Indonesia, Menbud RI Fadli Zon: Kita Buat Capacity Building Untuk Generasi Milenial


Putusan tersebut dapat dilakukan berkat dari upaya Kejagung untuk mengembalikan sebagian kerugian yang diderita oleh negara dengan rinciannya berupa kerugian lingkungan hidup sebesar Rp 271 triliun dari kasus timah ditanggung PT RBT sebesar Rp 38 triliun, PT SB Rp 23 triliun, PT SIP Rp 24 triliun, PT TIN Rp 23 triliun, dan PT VIP senilai Rp 42 triliun.


"Kejagung telah memutuskan pembebanan uang kerugian negara kepada 5 korporasi tersebut. Ini sekitar Rp 152 triliun dan pihak yang bertanggung jawab atas sisa kerugian lingkungan hidup sebesar Rp 119 triliun masih dihitung oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sisanya dari Rp 271 triliun yang telah diputuskan hakim itu jadi kerugian negara sedang dihitung BPKP siapa yang bertanggung jawab, tentunya akan kita tindak lanjuti," ucap Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Febrie Adriansyah.


Sementara itu, bukti keseriusan yang lain dari pihak Kejagung dalam memberantas mega korupsi PT Timah memang sampai ke akar-akarnya, karena saat ini pun pihaknya sudah mulai menyisir dugaan pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam pusaran mega korupsi PT Timah tersebut. Dan juga telah memanggil 5 orang saksi, yang ke semuanya adalah petinggi Smelter PT Bangka Tin Industry (BRI), antara lain:

Baca Juga: Presiden Prabowo Resmikan BPI Danantara, Holding Investasi BUMN Pertama di Indonesia


SW selaku Direktur PT Bangka Tin Industry, NV selaku KTT PT Bangka Tin Industry, NJ selaku Direktur PT Bangka Tin Industry, HNC selaku Kepala Bagian Keuangan PT Bangka Tin Industry dan AA selaku Kepala Gudang PT Bangka Tin Industry.


"Adapun kelima orang saksi tersebut diperiksa terkait dengan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam Tata Niaga Komoditas Timah di Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Timah, Tbk tahun 2015 s/d 2022 atas nama tersangka Korporasi PT Refined Bangka Tin dkk," ungkap Kapuspenkum Harli Siregar.


Perlu diketahui bahwa Kejagung akan terus berupaya mengungkap lebih jauh keterlibatan pihak korporasi dalam kasus ini. Penggeledahan terhadap smelter Bangka Tin Industry menjadi langkah penting dalam penyidikan untuk mempermudah proses hukum yang tengah berjalan. Karena pihaknya telah berjanji untuk terus berkomitmen dalam menuntaskan dan membongkar kasus mega korupsi ini hingga tuntas, dengan harapan dapat membawa keadilan bagi negara yang telah dirugikan akibat praktik korupsi tata niaga timah. Dan berdasarkan penelusuran database pada DITJEN AHU secara online, bahwa sesuai profile PT Bangka Tin Industry ada terdapat beberapa kali perubahan susunan direksi dan komisaris yang menjabat di perusahaan sejak tahun 2015 hingga sekarang.

Terkini

Jaksa Agung Burhanudin Jenguk Anak Buahnya yang Menjadi Korban Pembacokan OTK
Jaksa Agung Burhanudin Jenguk Anak Buahnya yang Menjadi Korban Pembacokan OTK
PinNews | Tuesday, 27th May 2025 | 15:15 WIB
Secangkir Kopi dan Bayang-Bayang Judi Online
Secangkir Kopi dan Bayang-Bayang Judi Online
Opini | Tuesday, 27th May 2025 | 13:55 WIB
DPR Dukung Naturalisasi 4 Atlet Timnas Putri
DPR Dukung Naturalisasi 4 Atlet Timnas Putri
PinNews | Tuesday, 27th May 2025 | 13:24 WIB
Soal Ijazah Jokowi, Risman Dicecar 97 Pertanyaan
Soal Ijazah Jokowi, Risman Dicecar 97 Pertanyaan
PinNews | Monday, 26th May 2025 | 22:00 WIB
Pengelolaan Hutan Dinilai Berorientasi Keuntungan?
Pengelolaan Hutan Dinilai Berorientasi Keuntungan?
PinNews | Monday, 26th May 2025 | 21:32 WIB
Polda Metro Jaya Tertibkan 1.493 Atribut Ormas
Polda Metro Jaya Tertibkan 1.493 Atribut Ormas
PinNews | Monday, 26th May 2025 | 20:25 WIB
Kekuatan Harapan di Rumah: Mengungkap Pygmalion Effect dalam Keluarga
Kekuatan Harapan di Rumah: Mengungkap Pygmalion Effect dalam Keluarga
PinHealth | Monday, 28th April 2025 | 14:29 WIB
KSP Modal Teman Sukses Siap Kucurkan Dana untuk Kembangkan UMKM
KSP Modal Teman Sukses Siap Kucurkan Dana untuk Kembangkan UMKM
PinFinance | Monday, 28th April 2025 | 14:28 WIB
Kementerian PKP Dan Goto Tengah Persiapkan 2 Ribu Rumah Subsidi Untuk Pengemudi Ojek Online
Kementerian PKP Dan Goto Tengah Persiapkan 2 Ribu Rumah Subsidi Untuk Pengemudi Ojek Online
PinNews | Tuesday, 8th April 2025 | 23:04 WIB
Presiden Prabowo Ingin Berdialog Tertutup dengan Tokoh Pengusung Narasi "Indonesia Gelap"
Presiden Prabowo Ingin Berdialog Tertutup dengan Tokoh Pengusung Narasi "Indonesia Gelap"
PinNews | Tuesday, 8th April 2025 | 10:13 WIB
© 2025 Pinusi.com - All Rights Reserved
Setia mengabarkan berita dan fakta