PINUSI.COM - Kota Sabang di Aceh memiliki desa wisata yang cocok untuk snorkeling, bahkan ada spot pantai peninggalan Jepang.
Mengutip dari Jadesta Kemenparekraf, berikut ini 3 desa wisata di Kota Sabang:
1. Iboih
Iboih masuk posisi 75 besar desa wisata terbaik menurut ADWI 2023.
Iboih merupakan desa wisata yang dikelola oleh seluruh elemen masyarakat.
Desa yang letaknya paling ujung barat indonesia ini memiliki Tugu Kilometer Nol, yang menjadi titik awal dimulainya Republik Indonesia.
Aktivitas yang paling diminati di Desa Wisata Iboih ini adalah snorkeling bersama ikan-ikan kecil di Pulau Rubiah yang memiliki air tenang dan jernih.
Aktivitas snorkling ini dapat dinikmati sepanjang tahun, karena lokasinya yang strategis di tengah teluk.
2. Aneuk Laot
Aneuk Laot masuk posisi 75 besar desa wisata terbaik menurut ADWI 2023.
Aneuk Laot merupakan desa wisata yang berbasis budaya.
Desa Wisata Aneuk Laot memiliki beraneka ragam budaya yang masih terpelihara saat ini.
Desa Aneuk Laot memiliki tradisi membuat Keukarah, kue isi talam saat mempelai laki laki (antat Linto) berkunjung ke rumah mempelai wanita.
Desa yang memiliki danau terbesar di Kota Sabangini, membuat suasana makin sejuk dan asri, yang dikelilingi oleh hutan lindung. Danau merupakan wisata alam yang masih asri.
3. Le Meulee
Le Meulee adalah sebuah gampong (kelurahan) yang berada di Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang.
Gampong ini merupakan permukiman paling utara di wilayah Indonesia, dengan penduduknya yang kebanyakan bermata pencarian sebagai nelayan,
Gampong ini memiliki beberapa tempat wisata, yaitu Pantai Sumur Tiga yang memiliki air yang jernih dan Pantai Tapak Gajah yang memiliki peninggalan sejarah berupa benteng peninggalan Jepang.
Pembentukan gampong Le Meulee mulai ditetapkan pada 13 April 2010, berdasarkan qanun kota sabang nomor 2 tahun 2009 tentang penghapusan kelurahan dan pembentukan gampong dalam Kota Sabang oleh Wali Kota Sabang Munawarliza Zainal.
Meski sejarah gampong belum ada secara tertulis, berdasarkan informasi dari beberapa warga, mereka menyatakan nama ie meulee diberikan karena berdasarkan sepengetahuan warga dalam wilayah ini, terdapat beberapa sumber air yang mengalir seperti sungai-sungai kecil di pinggir laut, di mana nama gampong ie meulee bermakna air yang mengalir. (*)