PINUSI.COM - Mengutip dari laman Kebudayaan Kota Jogja, Kotagede adalah sebuah kota lama yang terletak di Yogyakarta bagian selatan yang secara adminisratif terletak di kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Sebagai kota kuno bekas ibukota Kerajaan Mataram Islam yang berdiri tahun 1532 M.
Kotagede merupakan daerah budaya dengan banyak peninggalan sejarah yang terlihat dari arsitektur bangunan maupun kehidupan sosial budaya. Mengutip dari instagram @reisanurma, berikut destinasi yang wajib dikunjungi selama di Kotagede Yogyakarta.
1. Between Two Gates
Mengutip dari laman Budaya Provinsi Jogja, Between Two Gates berlokasi di Kelurahan Purbayan, Kotagede, istilah nama tempat ini berasal oleh Tim Peneliti dari jurusan Teknik Arsitektur UGM pada tahun 1986. Dalam bahasa Indonesia diartikan “Di Antara Dua Gerbang”.
Bentuk dan tata ruang dari rumah-rumah tradisional Jawa yang terdapat di Between Two Gates ini tetap dipertahankan keasliannya hingga saat ini dan menjadi bagian dari museum hidup (Living Museum) Kotagede. Uniknya bangunan di luar area Between Two Gates tidak memiliki karakter arsitektur tradisional Jawa seperti yang ada di area ini.
Keunikan lokasi ini merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga.
2. Makam Raja Mataram
Mengutip dari laman Budaya Provinsi Jogja, Kompleks Makam Raja Kotagede atau Pasarean Hastana Kitha Ageng merupakan kompleks makam bagi raja-raja Mataram Islam pertama yang dibangun oleh Panembahan Senopati. Letaknya berada di sebelah barat Masjid Gedhe Mataram Kotagede, kompleks dari Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta.
Raja pertama Mataram Islam, Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati dan raja kedua Mataram Islam, Mas Jolang atau Panembahan Hanyakrawati dikebumikan di komplek makam ini. Ayah Panembahan Senopati, yakni Ki Ageng Pemanahan dan Raja Pajang, Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya juga turut dimakamkan di kompleks Makam Raja Kotagede ini.
Keberadaan Kompleks Makam Raja Kotagede tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam di Kotagede dan sosok Panembahan Senopati.
3. Omah UGM
Mengutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, di salah satu sudut Kotagede berdiri bangunan tradisional Jawa yang dikelola oleh Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM. Bangunan ini bernama Omah UGM, salah satu bangunan terdampak gempa tahun 2006 yang kemudian dibeli oleh UGM sebagai bagian dari program revitalisasi kawasan pusaka Kotagede berbasis 3K yaitu Komunitas, Kerajinan, dan Kultural.
Struktur serta fasad atau muka bangunan Omah UGM memiliki citra kuat sebuah rumah tradisional Kotagede. Bangunan ini memiliki tata ruang khas bangunan rumah Jawa yang terdiri atas pendopo atau bangunan tanpa dinding yang biasa digunakan sebagai tempat pertemuan, bangunan induk yang dinamakan dalem, juga pringgitan atau penghubung antara pendopo dan rumah dalem.
Selain itu terdapat pula sentong atau kamar serta gandhok yang terletak di sisi kanan dan kiri rumah. (*)