PINUSI.COM - Barang antik hingga kini masih diminati, karena terkesan estetik, bahkan menjadi properti coffee shop sebagai pemanis ruangan.
Barang antik bisa ditemui di berbagai pasar di Indonesia.
Berikut ini 3 pasar barang antik di Indonesia, yang bisa bikin Pinusian serasa masuk lorong waktu.
1. Jalan Surabaya
Walau tempatnya bukan pasar, melainkan berada di tengah-tengah permukiman elite di Jakarta, pusat barang antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat ini, sudah terkenal hingga mancanegara.
Lokasinya digunakan sebagai tempat menjual barang antik sejak 1975, namun baru terdapat kios-kios permanen pada 1988.
Sepanjang Jalan Surabaya Menteng tercatat ada sekitar 150 pedagang yang menjajakan barang-barang antik, mulai dari seni kriya topeng, vas, guci, lampu, piring keramik, kaset pita, piringan hitam, hingga koper jadul bisa kita temui di sini.
2. Pasar Cikapundung
Di Kota Kembang ada pasar yang menjadi tujuan para kolektor barang antik untuk hunting produk kriya jadul, yakni Pasar Elektronik Cikapundung.
Lokasinya tepatnya berada di Jalan ABC Blok U-1, Braga, Sumurbandung, Kota Bandung.
Walau namanya Pasar Elektronik, komoditas utama di Pasar Cikapundung justru barang-barang antik.
Di Pasar Cikapundung, Pinusian bisa menemukan barang antik keluaran tahun 1950-an hingga 1990-an.
Mulai dari pakaian bekas, perabot rumah tangga, jam dinding, jam tangan, kamera analog, piringan hitam, hingga pajangan-pajangan kecil.
Sepanjang Jalan ABC juga terdapat seniman yang memamerkan karya-karya terbaik mereka.
3. Pasar Triwindu
Melipir ke Jawa Tengah, ada Pasar Triwindu yang menjadi salah satu pasar barang antik yang populer di Kota Solo.
Berada di Jalan Diponegoro, Keprabon, Banjarsari, lokasi pasar ini dekat pintu masuk utama Pura Mangkunegaran.
Dahulunya, Pasar Triwindu dibangun untuk merayakan kenaikan takhta Adipati Sri Mangkunegara VII yang ke-24, atau sudah bertahta selama tiga windu (Triwindu).
Berdiri sejak 1939, Pasar Triwindu menawarkan berbagai koleksi barang antik berupa guci, piring antik, lampu, topeng, hingga uang kuno keluaran 1800-an.
Karena kios pedagang yang saling berdekatan dan barang antik yang tersusun rapi, membuat lorong-lorong di Pasar Triwindu membawa nostalgia tersendiri, dan menjadi latar foto yang instagramable. (*)