PINUSI.COM - Sensasi makanan khas Korea Selatan, layak dicoba.
Berikut ini 4 makanan terburuk Korea Selatan versi Taste Atlas.
1. Hongeo
Foto: Taste Atlas
Hongeo atau hongeo-hoe adalah makanan khas Korea Selatan yang terdiri dari ikan skate yang difermentasi melalui urinenya.
Ikan bertulang rawan ini mengeluarkan urine melalui kulitnya, sehingga memungkinkan terjadinya fermentasi alami di dalam daging dan membantu mengawetkannya.
Proses ini memberikan aroma khas pada ikan, yang mengingatkan kita pada bau amonia yang kuat dan menyengat serta toilet umum yang kotor.
Karena bau tak sedap ini selalu menghantui pengunjung setelah lama menikmati hongeo, restoran yang mengkhususkan diri pada kelezatan ini sering kali menawarkan layanan kepada pelanggannya, seperti menyimpan jaket dalam kantong tertutup dan menyemprotnya dengan deodoran saat keluar.
2. Gat Kimchi
Foto: Taste Atlas
Variasi kimchi ini dibuat dengan daun sawi (gat) yang dilapisi campuran pedas dari serpihan cabai, jahe, bawang putih, daun bawang yang diiris halus, dan (opsional) pasta ikan teri yang difermentasi.
Sayuran dicincang kasar sebelum dilapisi pasta dan dibiarkan berfermentasi.
Gat kimchi dihargai karena rasa pedas dari daunnya yang melengkapi sambal pedasnya dengan sempurna.
Kimchi daun sawi biasanya disajikan sebagai banchan, lauk tradisional Korea.
3. Yaksik
Foto: Instagram@eunis_1theland
Makanan pokok yang umum di setiap acara khusus di Korea adalah kue beras yang kaya rasa dan manis, yang disebut yaksik.
Makanan ini dibuat dengan kombinasi beras ketan kukus, madu, kacang pinus, buah jujube kering, dan chestnut.
Makanan penutup ini diberi saus cokelat tua yang terdiri dari gula karamel, kayu manis, kecap, dan minyak wijen.
Kue tersebut kemudian dikukus hingga semua elemen terikat dan rasa saus menjadi lebih terasa.
Yaksik yang lengket dan hangat biasanya diambil dengan sendok dari nampan, dan setelah dingin mudah dipotong kotak dan bisa dimakan pakai tangan.
4. Beondegi
Foto: Instagram@ericekos
Beondegi adalah jajanan kaki lima klasik Korea Selatan yang terdiri dari serangga kepompong ulat sutera.
Hewan mungil ini biasanya direbus atau dikukus, lalu dibumbui sebelum disajikan dalam cangkir kecil.
Meskipun rasanya enak, beondegi tersedia di banyak warung pinggir jalan di seluruh negeri, sedangkan versi kalengnya kadang-kadang ditemukan di supermarket.
Beberapa restoran bahkan menyajikan serangga sebagai lauk.
Beondegi menjadi pilihan populer selama Perang Korea, ketika makanan dan bahan-bahan kaya protein langka. (*)