PINUSI.COM - Wisata sejarah dan budaya menjadi hal menarik bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu tempat.
Melansir dari Giwang Sumselprov, berikut ini 3 destinasi wisata sejarah dan budaya di Palembang.
1. Jembatan Ampera
Foto: unsplash/Hadi Utama
Palembang menyebut Jembatan Ampera sebagai Proyek Musi, yang mulai dibangun pada April 1962 dan selesai pada Mei 1965.
Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang, Seberang Ulu dan Seberang Ilir dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang pada 1906.
Saat jabatan Wali Kota Palembang dijabat Le Cocq de Ville pada tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya.
Jembatan Musi yang merujuk nama Sungai Musi yang dilintasinya, ditetapkan pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956.
Usulan ini sebetulnya tergolong nekat, sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp30.000.
2. Bukit Siguntang
Foto: Indonesia Kaya
Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil setinggi 29-30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian Utara Sungai Musi, dan masuk dalam wilayah Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Secara administratif, situs ini termasuk kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.
Bukit ini berjarak sekitar 4 kilometer di sebelah Barat daya pusat Kota Palembang.
Pengunjung dapat berziarah dan mempelajari sejarah sriwijaya serta menikmati suasana di Bukit Siguntang yang rindang.
3. Kelenteng Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong)
Foto: giwang sumselprov
Kelenteng Chandra Nadi (Soei Goeat Kiong) Palembang atau lebih dikenal dengan Kelenteng Dewi Kwan Im Palembang, adalah satu dari beberapa kota di Indonesia yang memiliki akulturasi budaya lokal dengan budaya Tionghoa yang cukup kental.
Boleh dibilang Kelenteng Dewi Kwan Im merupakan kelenteng yang tertua di Palembang.
Dibandingkan kdlenteng lainnya, kelenteng Dewi Kwan Im lebih ramai didatangi.
Berbagai prosesi ibadah masyarakat Tionghoa di Palembang digelar di sini.
Kelenteng yang terletak di Kampung 10 Ulu ini merupakan pengganti dari Kelenteng yang terbakar di kawasan 7 Ulu.
Kelenteng ini terletak di pinggir Sungai Musi, karena dahulunya merupakan jalur lalu lintas di Bumi Sriwijaya, pemberian nama Dewi Kwan Im pun memiliki makna tersendiri. (*)