KRI Alugoro-405, proyek transfer teknologi antara DSME dengan PT PAL Indonesia telah diserah terimakan.
PINUSI.COM – KRI Alugoro-405 menjadi pembuktian bahwa Indonesia mampu memproduksi alat utama sistem senjata (alusista) sekaligus memberikan deterrent effect bagi industri pertahanan dalam negeri. Kapal selam ini merupakan salah satu hasil dari program transfer teknologi antara Korea Selatan dengan Indonesia.
Rabu (17/3/2021) kemarin kapal selam Alugoro-405, yang merupakan alat utama sistem senjata (alutsista) terbaru TNI Angkatan Laut (AL), diluncurkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Kapal selam ini dibuat oleh PT PAL Indonesia, bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Korea Selatan (Korsel).
KRI Alugoro-405 diserahterimakan oleh DSME kepada Kemenhan. Kemudian akan diserahkan ke Mabes TNI dan berturut-turut kepada Mabes TNI AL. Kapal selam ini akan digunakan pasukan Koarmada II.
"Hari ini merupakan selangkah ke depan bagi kita semua untuk membangun tentara kita ke arah yang lebih kuat lagi," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam keterangan tertulisnya.
Serah-terima kapal selam ini berlangsung di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Prabowo menilai ini sebagai sejarah karena untuk pertama kalinya PT PAL ikut serta dalam proses produksi kapal selam.
"Kita sadari bersama betapa pentingnya pertahanan kita. Kita sedang membangun kemampuan pertahanan kita, bukan karena kita ingin gagah-gagahan. Bukan karena kita ingin mengancam siapa pun. Tidak. Berkali-kali, turun-temurun dari pendiri bangsa kita, kita tegaskan bahwa bangsa Indonesia cinta damai tapi lebih cinta kemerdekaan," sambung dia.
Sesuai amanah Presiden Joko Widodo (Jokowi), lanjut Prabowo, dirinya telah memerintahkan semua industri pertahanan dalam negeri wajib diikutsertakan dalam proses peremajaan seluruh alat pertahanan negara, dalam rangka rencana strategis modernisasi alutsista.
Capaian ini, sebut Prabowo, membanggakan karena dengan demikian Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mampu memproduksi kapal selam. Dia juga menerangkan banyak alat pertahanan yang sudah berusia sangat tua saat ini, dan sudah saatnya diremajakan. Oleh sebab itu, dia meminta industri pertahanan memainkan peran yang menonjol.