search:
|
PinTertainment

5 Hal yang bisa dipetik dari drama Cha Eun-woo: A Good day to be a Dog

ragil dwisetya utami/ Jumat, 15 Des 2023 18:00 WIB
5 Hal yang bisa dipetik dari drama Cha Eun-woo: A Good day to be a Dog

Adegan Cha Eun- woo di drama A Good Day To Be a Dog (Foto: Tangkapan Layar) a good day to be a dog / viu


PINUSI.COMDrama A Good Day to be a Dog yang sedang tayang di Viu dan diangkat dari webtoon berjudul sama ini terkesan sebagai drama dengan cerita yang ringan dan menghibur. Apalagi drama ini menampilkan aktor-aktor yang rupawan.

Diceritakan  Park Gyu-young yang berperan sebagai Han Hae-na, seorang guru SMA, mewarisi kutukan dalam keluarga. Setiap anggota keluarganya akan berubah menjadi anjing jika mencium seseorang. Kutukan itu harus dipatahkan dengan mencium orang yang sama, tapi saat mereka berwujud anjing.

Jika ini tidak terjadi dalam waktu 100 hari, maka mereka akan selamanya menjadi anjing, seperti yang dialami paman Hae-na. Suatu hari, saat sedang mabuk, Han Hae-na secara tidak sengaja mencium Jin Seo-won (diperankan Cha Eun-woo), guru matematika di sekolah yang sama dengan tempatnya bekerja.

Ia mengira Seo-won adalah Lee Bo-gyeom, guru sejarah Korea yang ia sukai. Kutukan pun mengenai Hae-na. Sejak itu, setiap tengah malam hingga jam enam pagi Hae-na berubah wujud menjadi seekor anjing mungil. Untuk mematahkan kutukan, Hae-na pun harus mencari cara agar Seo-won menciumnya saat ia berwujud anjing. 

Beberapa kali mencoba, usahanya tidak berhasil.  Yang menjadi masalah, Seo-won memiliki trauma sehingga sangat takut pada anjing. 

1. Cinta sejati menerima dengan tulus 


Kutukan ini membuat keluarga Hae-na sangat berhati-hati dalam menjalani hubungan asmara. Mereka juga selalu khawatir dan ragu untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Hae-na terpaksa kehilangan pacar karena tidak yakin apakah pria itu akan menganggapnya monster atau tidak jika mengetahui ceritanya.


Jika beruntung mereka menemukan seseorang yang mencintai dengan tulus tanpa mengindahkan kutukan itu, seperti ibu Hae-na menemukan ayahnya. Mencintai dengan tulus berarti menerima keadaan orang yang dicintai apa adanya. 


2. Berbuat baiklah pada semua makhluk


Setiap makhluk hidup, termasuk anjing memiliki perasaan. Bahkan jika anjing itu bukan jelmaan manusia. Berbuat baiklah karena niat baik bukan sekadar punya maksud tersembunyi seperti ibu guru Hae-na yang sayang pada murid-muridnya.


Sebaliknya, jangan berbuat jahat dan merasa powerful dengan menginjak makhluk yang lebih lemah. Justru jika menemukan makhluk yang lebih lemah, kita perlu mengulurkan tangan untuk membantu.  


3. Jangan langsung berburuk sangka dan menghakimi kondisi seseorang. 


Jin Seo-won semula dianggap membenci Hae-na karena selalu menghindarinya. Rupanya itu karena Hae-na punya aura yang membuatnya merasa nyaman. Hae-na selalu menarik perhatian anjing sehingga hampir selalu ada anjing di dekatnya.


Sementara itu Pak guru Jin memiliki trauma yang membuatnya takut pada anjing. Seperti Hae-na yang menyembunyikan cerita kutukan karena takut disebut monster, Jin Seo-won merahasiakan fobianya karena khawatir disebut aneh karena orang dewasa kok takut sama anjing bahkan yang berukuran mungil, imut, dan tidak agresif. 


Seo-won pernah mengalami perundungan yang membuatnya ketakutan saat melihat apalagi berada di dekat anjing.  


4. Orang terlihat selalu ceria mungkin menyimpan kesedihan


Pernah mendengar kalau orang yang tertawa paling sering dan keras itu mungkin saja orang yang memiliki kesedihan paling dalam? Ini yang terjadi pada Pak guru Bo-gyeom. Saat di sekolah dan di tengah masyarakat ia terlihat seperti orang yang baik-baik saja, ramah, dan ceria.


Namun, ketika hari berakhir ia memilih menyendiri. Di kemudian hari diketahui kalau ia adalah dewa gunung. Penjaga alam ini memiliki kekuatan besar, tetapi ia selalu kesepian karena manusia, meski sering berdoa memohon sesuatu pada dewa, akan lari ketakutan jika tahu wujud aslinya. 


5. Jangan sembarangan mengutuk 


Kutukan yang dialami keluarga Hae-na terjadi karena kutukan dewa gunung yang salah paham. Karena sudah terlanjur terjadi, dewa gunung ini kemudian dihukum untuk menjaga keturunan keluarga yang dikutuknya itu. Berhati-hatilah dengan ucapan yang kamu sampaikan pada seseorang.


Meski tidak terlihat, kata-kata yang tajam apalagi sampai menyumpahi seseorang dengan hal buruk, efeknya seperti pisau yang melukai perasaan orang. Seperti juga kata-kata baik yang jika diucapkan terus-terus dapat memberi sugesti positif, perkataan buruk juga yang tertancap dalam pikiran juga bisa memberi sugesti negatif.  


Apakah kutukan pada Hae-na akan berhasil dipatahkan, yang berarti ia berhasil mencium Cha Eun-woo? Kamu nggak perlu menunggu sampai drama berakhir, kok. Buruan meluncur ke Viu untuk menonton kelanjutan cerita A Good Day to be a Dog.




Editor: Cipto Aldi
Penulis: ragil dwisetya utami

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook