Barcelona Tumbang di Tangan PSG, Ronald Araujo Jadi Sasaran Kemarahan Fans Blaugrana
Bintang Barcelona Ronald Araujo mendapatkan kartu merah, yang membuat timnya tersingkir dari Liga Champions. Foto: Instagram@fcbarcelona
PINUSI.COM – Ronald Araujo, yang semula jadi tumpuan
Barcelona, mendadak jadi buah bibir, karena kartu merah yang diterimanya dalam
duel sengit melawan Paris Saint-Germain di Liga Champions.
Barcelona yang awalnya unggul agregat berkat kemenangan 3-2 di leg pertama, tambah pede dengan gol cepat Raphinha di Camp Nou.
Tapi,
suasana berubah total gara-gara insiden Araujo.
Baca Lainnya :
Di pertengahan babak pertama, Araujo yang berusia 25 tahun,
harus menerima kartu merah, setelah melanggar Bradley Barcola yang hampir saja
mencetak gol.
Kejadian itu berlangsung di pinggir kotak penalti, membuat
Araujo, yang biasanya tangguh di lini belakang, jadi sorotan karena kelakuannya
yang kurang terkontrol saat berdebat panas dengan wasit Istvan Kovacs.
Wasit Kovacs dengan tegas mengusir Araujo dari lapangan, meski sang pemain terus berusaha membela diri.
Protes yang dilakukan Araujo
tidak membuahkan hasil, hanya menambah drama dalam pertandingan yang sudah
penuh tensi.
Fans Barca dan netizen ramai membicarakan
momen ini, memperdebatkan apakah kartu merah itu memang layak atau terlalu
keras.
Baca Lainnya :
"Mengapa Araujo melakukan itu? Sangat bodoh, seharusnya
dia mengambil risiko dengan situasi 1v1 [dengan kiper Marc-Andre ter
Stegen]," tulis salah satu penonton yang marah di X.
"Kami
sekarang tinggal 10 pemain dengan 60 [menit] tersisa, DAN dia diskorsing untuk
potensi semifinal. Skenario terburuk, mengubah segalanya."
"Ini jelas
merupakan kartu merah, saya tidak tahu mengapa Araujo tetap berada di lapangan
begitu lama untuk berdebat." komentar netizen lainnya.
Babak yang
dramatis di Camp Nou berakhir dengan petaka bagi Barcelona, setelah Ronald
Araujo diusir dari lapangan.
Xavi, pelatih Barca, terpaksa membayar mahal kesalahan bintang bertahannya tersebut.
Hanya 11
menit setelah pengusiran Araujo, mantan penggawa Blaugrana, Ousmane Dembele,
menghukum mantan timnya dengan sebuah gol yang menyamakan kedudukan di babak
pertama, embuat agregat sementara menjadi 4-3 untuk keunggulan Barcelona.
Namun, drama
semakin meningkat di babak kedua. Keunggulan jumlah pemain membuat PSG, di
bawah asuhan Luis Enrique, semakin menggila.
Vitinha dan
Kylian Mbappe (dengan dua gol gemilang) berhasil membalikkan keadaan, dan skor
pun berubah drastis menjadi 4-1 pada malam itu, sehingga agregat pun menjadi
6-4 untuk PSG.
Hasil ini membawa PSG lolos ke semifinal Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2021,
sedangkan Barcelona harus menelan pil pahit dengan absen di empat besar selama
lima tahun berturut-turut.
Kekalahan ini
bukan hanya tentang gol yang tercipta, tapi juga tentang kesalahan taktis dan
momen-momen kritis yang harusnya bisa dihindari.
Fans Barcelona
mungkin akan bertanya-tanya, apa yang bisa dilakukan, dan bagaimana masa
depan klub ini akan terbentuk pasca-kegagalan ini.
Bagi PSG, ini
adalah langkah besar menuju puncak Eropa, sementara Barca kembali ke papan
gambar untuk merekonstruksi dan mempertanyakan strategi mereka. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Fauzi Firmansyah