search:
|
PinRec

Hasil Penelitian Ungkap Rutin Konsumsi Alpukat Tak Bikin Berat Badan Naik, Kolesterol Tinggi, Atau Masalah Kesehatan Lainnya

Sarah Salsabilla/ Kamis, 18 Apr 2024 05:00 WIB
Hasil Penelitian Ungkap Rutin Konsumsi Alpukat Tak Bikin Berat Badan Naik, Kolesterol Tinggi, Atau Masalah Kesehatan Lainnya

Alpukat kaya vitamin E, yang dikenal membantu menjaga kulit tetap sehat. Foto: Pinterest


PINUSI.COM-  Alpukat mengandung serat, lemak sehat, antioksidan tinggi, dan secara umum dianggap sebagai menu makanan tambahan yang sehat untuk orang-orang yang sedang melakukan diet.

Tapi, apakah alpukat masih baik untuk Pinusian jika dikonsumsi secara teratur?


Karena kandungan lemak dan kalorinya yang tinggi, beberapa orang menghindari mengonsumsi alpukat, karena khawatir dapat menyebabkan kenaikan berat badan, kolesterol tinggi, atau masalah kesehatan lainnya.

 

Namun, penelitian baru menemukan kekhawatiran tersebut tidak sepenuhnya benar.

 

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Current Developments in Nutrition pada Januari 2024, menemukan ketika orang yang mengidap obesitas makan satu buah alpukat per hari selama 26 minggu, mereka mengembangkan pola makan yang lebih berkualitas.

 

Dan setelah enam bulan mengonsumsi alpukat, pola makan para peserta penelitian menjadi lebih sesuai dengan pola makan sehat.


Hal ini sesuai pedoman diet yang baik dan benar.

  

"Dengan meningkatkan kepatuhan orang terhadap pedoman diet, hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko mereka mengembangkan kondisi yang kronis dan memperpanjang harapan hidup yang lebih sehat," kata profesor ilmu gizi di Penn State University Kristina Petersen PhD, penulis utama penelitian studi tersebut, seperti dikutip Health, Senin (15/4/2024).

 

Dalam penelitiannya, Petersen dan rekan-rekannya di Penn State University mengambil 1.008 peserta orang dewasa yang mengidap obesitas, dan membagi mereka ke dalam dua kelompok.

 

Satu kelompok diinstruksikan untuk makan satu buah alpukat setiap hari, dan melanjutkan pola makan yang biasa mereka lakukan.


Kelompok lainnya mempertahankan pola makan mereka yang normal, tetapi menyuruh mereka mengonsumsi kurang dari dua buah alpukat per bulannya.

 

Tidak ada konseling diet yang diberikan, tetapi para peneliti memberikan resep dan ide penyajian alpukat kepada kelompok pertama. (*)

 



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Sarah Salsabilla

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook