Dialami Kiky Saputri, Ini Penyebab, Gejala, dan Dampak Kista Ovarium pada Kesehatan Wanita
Pengalaman Kiky Saputri membuka mata tentang kista ovarium, penyebab, gejala, dan dampaknya untuk kesehatan wanita. Foto: Instagram@kikysaputri
PINUSI.COM - Kista ovarium
adalah kondisi medis yang sering kali dianggap sepele oleh banyak orang, namun
bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Belakangan ini, publik dikejutkan dengan
kisah Kiky Saputri, seorang komika yang mengalami keguguran di usia
kehamilan 10 minggu, karena kista ovarium yang diidapnya.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya pemahaman tentang kista ovarium.
Yuk, kita ketahui penyebab, gejala, dan
dampaknya.
Penyebab Kista
Ovarium
Kista ovarium adalah kantong yang berisi
udara, cairan, darah, atau nanah yang dapat terbentuk di ovarium, organ kecil
yang berfungsi untuk memproduksi sel telur pada wanita.
Baca Lainnya :
Beberapa penyebab umum kista ovarium
antara lain:
1. Ketidakseimbangan Hormon
Perubahan hormon dalam tubuh wanita bisa menjadi penyebab utama terbentuknya kista ovarium.
Misalnya, ketidakseimbangan
hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada
jaringan ovarium dan pembentukan kista.
Baca Lainnya :
2. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang biasanya tumbuh di dalam rahim juga tumbuh di luar rahim, termasuk di ovarium.
Hal ini dapat menyebabkan pembentukan kista endometriosis.
3. Polikistik Ovarium
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah
kondisi di mana ovarium menghasilkan jumlah hormon yang tidak seimbang,
menyebabkan pertumbuhan folikel yang tidak matang dan pembentukan kista.
4. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi ketika telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, sering kali di dalam tuba falopi.
Kondisi ini dapat menyebabkan pembentukan kista.
5. Fungsi Ovarium yang Tidak Normal
Gangguan pada fungsi ovarium, seperti
terlalu banyak produksi hormon luteinizing hormone (LH) atau prolaktin, juga
dapat menyebabkan pembentukan kista.
Gejala Kista
Ovarium
Kista ovarium sering kali tidak
menimbulkan gejala, terutama jika kista kecil dan tidak mempengaruhi organ
sekitarnya.
Namun, ketika kista ovarium tumbuh lebih
besar atau menimbulkan komplikasi, gejala-gejala berikut ini bisa muncul.
1. Nyeri atau Tekanan di Panggul
Nyeri atau ketidaknyamanan di daerah panggul adalah gejala umum kista ovarium, terutama saat berhubungan seksual atau menstruasi.
2. Perubahan Siklus Menstruasi
Kista ovarium dapat menyebabkan
perubahan dalam siklus menstruasi, seperti menstruasi yang tidak teratur atau
lebih berat dari biasanya.
3. Nyeri Punggung Bawah
Beberapa wanita dengan kista ovarium
juga mengalami nyeri pada bagian bawah punggung.
4. Pembengkakan Abdomen
Kista ovarium yang besar dapat
menyebabkan perasaan penuh atau pembengkakan di daerah abdomen.
5. Sakit saat Buang Air Kecil atau Buang
Air Besar
Kista ovarium yang besar dapat menekan
kandung kemih atau usus, menyebabkan kesulitan atau nyeri saat buang air kecil
atau buang air besar.
Dampak Kista
Ovarium
Kista ovarium yang tidak diobati atau
dibiarkan tumbuh bisa memiliki dampak serius pada kesehatan wanita, termasuk:
1. Keguguran
Seperti yang dialami oleh Kiky Saputri,
kista ovarium yang membesar dapat menyebabkan keguguran atau komplikasi
kehamilan lainnya.
2. Komplikasi Kesehatan
Kista ovarium yang pecah atau terputus
suplai darahnya dapat menyebabkan pendarahan internal atau infeksi serius.
3. Infertilitas
Kista ovarium yang mengganggu proses
ovulasi atau merusak jaringan ovarium, bisa menyebabkan infertilitas atau
kesulitan hamil.
4. Kanker Ovarium
Meskipun jarang terjadi, beberapa jenis
kista ovarium dapat berubah menjadi kanker ovarium, terutama jika tidak diobati
dengan tepat.
Dalam menghadapi kista ovarium, penting
bagi wanita untuk menyadari gejala-gejalanya dan berkonsultasi dengan dokter
untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Pencegahan juga penting, termasuk gaya
hidup sehat dan pemantauan rutin kesehatan reproduksi.
Dengan pemahaman yang baik tentang kista
ovarium, wanita dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga
kesehatan reproduksi. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Ade Irfa Avitri