search:
|
PinNews

Penyebab Indonesia dan Asia Dilanda Gelombang Panas Ekstrem

Stephanus Prasetio Dwi Hernanto / Jumat, 28 Apr 2023 13:00 WIB
Penyebab Indonesia dan Asia Dilanda Gelombang Panas Ekstrem

PINUSI.COM - Beberapa negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara sedang dilanda gelombang panas ekstrem.

Gelombang panas ini adalah rekor suhu panas tertinggi yang dialami sebagian besar negara dalam beberapa dekade terakhir.

Myanmar menjadi negara dengan suhu paling tinggi, yakni 45 derajat Celsius, diikuti oleh Thailand dan India dengan suhu 44,6 dan 44,5 derajat Celsius. Sementara, Laos dan Vietnam memiliki suhu 42,4 derajat Celcius.

BACA LAINNYA: Jokowi Kunjungi Depok di Tengah Isu Kaesang Ikut Pilkada

Suhu udara di Nepal mencapai 42,2 derajat Celsius, sedangkan Cina 41,9 derajat celsius. Sedikit melandai, Filipina suhunya 37 derajat Celsius, dan Singapura 36,7 derajat Celsius. Indonesia sendiri berada di urutan ke-11 dengan suhu rata-rata 33 derajat Celsius.

Lantas, apa itu sebenarnya gelombang panas, penyebab, dampak, serta solusi yang dapat digaungkan?

Mengutip dari blogs.adb.org, berikut ini penjelasan ekonom lingkungan Lan N Lee dari Bank Pembangunan Asia (ADB).

Apa Itu Gelombang Panas dan Mengapa Suhu Naik Begitu Tinggi?

Gelombang panas adalah peristiwa panas ekstrem yang mengakibatkan cuaca panas dan lembab tidak normal dalam waktu lama.

Besarnya suhu dalam gelombang panas bervariasi dari lokasi ke lokasi, tergantung sebagaimana cuaca 'normal' untuk musim tertentu.

Gelombang panas terjadi ketika ada tekanan tinggi di atmosfer yang memaksa udara panas turun dan menjebaknya di atas tanah.

BACA LAINNYA: Kecelakan di Tol Cipali Dikarenakan Melebih Batas Kecepatan

Sistem bertekanan tinggi ini berfungsi seperti kunci yang mencegah udara panas naik. Akibatnya, hujan tidak dapat terbentuk dan udara panas menjadi lebih panas lagi.

Gelombang panas dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yang berdasarkan intensitas stres panas.

Pada umumnya, terdapat tiga kategori gelombang panas, yakni intensitas rendah, parah, dan ekstrem.

Gelombang panas intensitas rendah lebih sering terjadi, sementara gelombang panas yang parah dan ekstrem lebih sulit untuk ditangani.

Kenapa Gelombang Panas sering Terjadi saat Ini?

Perubahan iklim adalah penyebab utama gelombang panas, baik yang berintensitas rendah, parah, maupun ekstrem.

Gelombang panas ekstrem 100 tahun lalu akan 30 kali lebih mungkin terjadi sekarang, dengan tingkat pemanasan global saat ini.

Selain itu, udara yang lebih hangat seringkali disertai kelembapan dengan menahan dan memindahkan air yang menguap dari tanah, tumbuhan, dan lautan, ke atmosfer.

Kombinasi panas dan kelembapan ekstrem, atau yang disebut suhu 'bola basah' (wet-bulb), menjadikan gelombang panas lebih berbahaya bagi kehidupan manusia.

Apa Dampak dari Gelombang Panas?

Selain kesehatan, gelombang panas menimbulkan ancaman serius bagi industri pertanian, energi, dan infrastruktur.

Lebih dari 6.500 orang meninggal dunia akibat suhu panas di India sejak 2010.

Saat serangan panas 2018 di Jepang, tercatat 138 kematian dan lebih dari 70.000 orang memerlukan rawat inap.

Cina pun mengalami panas menyengat pada 2022 lalu, yang kemudian disertai banyak laporan kematian.

Hampir setengah pasokan gandum di sejumlah provinsi di India pernah hilang akibat gelombang panas.

Gelombang panas juga dapat memicu bencana alam lain seperti kekeringan serta kebakaran hutan yang merusak tanaman dan ternak. Hal itu lantas menyebabkan pasokan yang tak mencukupi, kenaikan harga, hingga kerawanan pangan.

Selama gelombang panas, konsumsi energi sering meroket untuk mendinginkan suhu.

Penyejuk udara terus-menerus digunakan di tengah kota, tetapi banyak daerah pinggiran yang justru menjadi kekurangan daya listrik.

Konsumsi batu bara, sumber utama pembangkit listrik di Asia Selatan, meningkat. Bertambahnya emisi gas rumah kaca turut memperparah dampak perubahan iklim dalam jangka panjang, yang memicu lebih banyak gelombang panas.

Apa yang Bisa Dilakukan Pemerintah untuk Melindungi Masyarakat dari Gelombang Panas?

Penyebab mendasar dari gelombang panas adalah perubahan iklim dan pemanasan global.

Maka dari itu, solusi jangka panjang untuk gelombang panas, berkaitan dengan ketahanan iklim serta jalur pengurangan emisi gas rumah kaca.

Transisi ke energi bersih, peningkatan penggunaan teknologi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik, hingga pengendalian plastik dan polusi, adalah beberapa contoh dari banyak tindakan untuk beradaptasi dengan gelombang panas.

Dalam konteks apa pun, solusi terintegrasi dari sektor multidimensi seperti lingkungan, pertanian, energi, dan kesehatan, perlu dikolaborasikan.

Gelombang panas yang sedang berlangsung di Asia dan belahan bumi lainnya perlu segera ditangani, untuk menyelamatkan nyawa makhluk hidup.

Perhatian khusus harus diberikan kepada masyarakat yang tidak dapat mengandalkan air atau pendingin ruangan yang aman dan terjangkau.

Penyebab jangka panjang yang mendasar juga perlu ditangani. Jika tidak, gelombang panas di masa depan bisa jauh lebih hebat. (*)

https://pinusi.com/pintect/arkeolog-meksiko-temukan-artefak-papan-skor-batu-suku-maya/

Editor: Yaspen Martinus



Penulis: Stephanus Prasetio Dwi Hernanto

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook