search:
|
PinNews

Kemenangan Prabowo-Gibran Dinilai karena Narasi Keberlanjutan dan Kampanye Digital Kreatif, Bukan Politisasi Bansos

Yohanes A.K. Corebima/ Selasa, 02 Apr 2024 10:00 WIB
Kemenangan Prabowo-Gibran Dinilai karena Narasi Keberlanjutan dan Kampanye Digital Kreatif, Bukan Politisasi Bansos

Insan Praditya Anugrah, pengamat politik dari Universitas Terbuka, menilai kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, karena narasi keberlanjutan yang mereka gunakan pada masa kampanye. Foto: Instagram@prabowo


PINUSI.COM - Insan Praditya Anugrah, pengamat politik dari Universitas Terbuka, menilai kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024, karena narasi keberlanjutan yang mereka gunakan pada masa kampanye.

Narasi itu dinilai sukses memikat para pendukung Presiden Joko Widodo (Jokow), mengalihkan dukungan mereka. 

Hal ini disampaikan Insan Praditya, membantah tudingan kubu calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), yang menyebut kemenangan Prabowo-Gibran karena cawe-cawe Jokowi serta politisasi bantuan sosial (bansos) yang digelontorkan jelang hari pencoblosan. 

“Faktor kemenangan tim Prabowo-Gibran lebih karena narasi keberlanjutan atas program-program Jokowi,” kata Insan lewat keterangan tertulis, Selasa  (2/4/2024). 

Selain narasi melanjutkan program-program Jokowi yang telah dikebut selama dua periode, faktor lainnya yang bikin Prabowo-Gibran sukses merengkuh kemenangan besar pada Pilpres 2024, adalah cara berkampanye.

Bagi Insan, cara kampanye digital yang kreatif dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial, sukses membetot perhatian publik, khususnya kalangan pemilih muda. 

Insan mengatakan, dua faktor ini menjadi instrumen utama kesuksesan Prabowo-Gibran yang menyapu bersih kemenangan di seluruh provinsi di Indonesia.

Jadi, menurutnya narasi kecurangan serta politisasi bansos sama sekali tak bisa dibenarkan. 

“Kampanye-kampanye digital yang kreatif (juga menjadi faktor kemenangan Prabowo-Gibran)."

"Cara ini sangat efektif karena popularitas Jokowi yang masih tinggi," ulasnya. 

Tudingan politisasi bansos itu diungkapkan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dalam lanjutan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU), di Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (1/4/2024). 

Hal itu disampaikan ekonom senior Faisal Basri, yang hadir menjadi saksi untuk kubu Anies-Muhaimin.

Dia menyebut, bansos digelontorkan secara ugal-ugalan oleh pemerintahan Jokowi, untuk memenangkan Prabowo-Gibran

Menurut Insan, tudingan ini seharusnya disertai bukti yang kuat, bukan sekadar bicara tanpa dukungan fakta yang mumpuni.

Dia lantas menyarankan kubu Prabowo-Gibran memproses pernyataan kubu Anies-Muhaimin tersebut lewat jalur hukum.

Sebab, kalau didiamkan, maka narasi tersebut bakal semakin digoreng dan rawan digunakan untuk kepentingan politik kelompok tertentu.  

“Isu ini sebaiknya memang diproses di ranah hukum, dan jangan sampai dimanfaatkan untuk kepentingan elite politik tertentu," usul Insan. (*)



Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Yohanes A.K. Corebima

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook