PINUSI.COM - Kasus jual beli ginjal WNI di Kamboja masih menyisakan tanda tanya. Dari 12 tersangka yang ditangkap polisi, terselip sosok Miss Huang yang mengatur jual beli ginjal tersebut.
Seorang tersangka, Hanim mengaku awalnya ia menjadi salah satu pendonor ginjal pada tahun 2018 karena faktor ekonomi. Ia mencari sendiri informasi soal donor ginjal dari media sosial.
"Dari situ itu ada yang isi postingan itu dibutuhkan donor ginjal A, B, AB, atau O. Syaratnya ini ini ini," ucap Hanim, dikutip dari detik.com, Senin 24 Juli 2023.
BACA LAINNYA: Penjualan Ginjal Seharga Rp135 Juta di Bekasi Terungkap, Kapolda Irjen Karyoto Sebut Masih Dalam Penyelidikan
Pada saat berangkat ke Kamboja, Hanim tak sendirian. Ada dua orang yang berangkat bersamanya ke Kamboja. Setibanya di salah satu penginapan, Hanim dipertemukan dengan seorang wanita yang disebut Miss Huang.
"Saya dipertemukan dengan Miss Huang. Entah apakah dia orang China atau orang Indonesia saya kurang hafal ya pokoknya namanya Miss Huang, yang mengatur di sana," kata Hanim.
Dirinya mengaku mendapatkan bayaran ratusan juta rupiah setelah menjual salah satu ginjalnya. Kini, ia hidup hanya dengan satu ginjal.
BACA LAINNYA: 5 Minuman yang Ampuh Membersihkan Ginjal
Tanggapan Puan Maharani Terkait Perdagangan Ginjal
Disisi lain, Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti laporan Kementrian Sosial yang menyebut kemiskinan menjadi salah satu faktor pemicu perdagangan ginjal.
“Beberapa orang mungkin tergoda untuk menjadi pendonor ginjal ilegal karena menghadapi kesulitan ekonomi yang serius. Mereka mungkin merasa terdesak oleh kebutuhan mendesak untuk mendapatkan uang dan menganggap pendonoran ginjal sebagai cara cepat untuk mendapatkan uang,” ucapnya.
“Fenomena seperti ini sungguh sangat menyedihkan. Negara harus bisa hadir untuk memutus rantai kejahatan yang dipicu akibat masalah ekonomi,” imbuh Puan.
Ia mengatakan DPR akan mendukung program-program inklusif serta komprehensif supaya bantuan dapat terserap optimal kepada masyarakat yang berkekurangan.
Editor: Cipto Aldi