PINUSI.COM - Pada bulan September, Bali mengembangkan kereta listrik dengan perusahaan asal Korea Selatan. Sejauh ini, rencana tersebut masih dalam tahap studi kelayakan.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, rencana proyek pembangunan kereta listrik akan difokuskan di Bali Selatan dari Bandung sampai Denpasar yang terkenal sering macet. Sebelum dimulai rencana pembangunan KRL, Bali tercatat sebagai salah satu kawasan non-rel. Hal ini sudah berlangsung sejak era kolonial Belanda.
Belanda sengaja melarang pembangunan jalur kereta api demi melindungi kawasan itu dari dampak negatif lingkungan luar. G.P Rouffaer, Direktur Bali Institute, memberikan gambar singkat tentang pengelolahaan administrasi kolonial pada tahun 1915. Warga Bali meneruskan kehidupan mereka yang baik tanpa campur tangan dari gangguan luar.
BACA LAINNYA: Menaker Sebut 12 Persen Pengangguran di Indonesia Merupakan Sarjana dan Diploma
“Pertanian, kehidupan desa, jenis ibadah, seni dan sastra keagamaan. Itu semua mencerminkan budaya asli yang sangat tangguh dan kaya,” kata Rufer.
Selain 'aturan' yang berlaku sejak era kolonial Belanda itu, waktu juga menjadi faktor yang membuat Bali tidak mengembangkan rel kereta api. Karena di luar waktu itu, warga Bali melakukan aktivitas lain, seperti kegiatan adat yang cukup beragam dan biasanya digelar dari subuh hingga larut malam.
Editor : Costa Rando Masihin