PINUSI.COM - Merapatnya Partai Demokrat ke pemerintahan Jokowi-Maruf Amin, menuai pro kontra.
Banyak pihak tak menyangka dengan manuver politik Demokrat yang sudah nyaris 10 tahun berdiri di luar pemerintahan, secara mengejutkan masuk dalam barisan pemerintah.
Merapatnya Partai Demokrat ke pemerintah, membuat buku merah yang ditulis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berapa tahun lalu kembali dibuka.
Buku berjudul ‘Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Joko Widodo’ itu ramai dibahas publik pengguna media sosial X sejak Rabu (21/2/2024), sesaat setelah Presiden Jokowi melantik putra SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Kubu calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), juga mengungkit kembali buku itu.
Juru bicara AMIN Indra Charismiadji mengatakan, sikap Partai Demokrat yang memilih hengkang dari oposisi, jelas keputusan plin-plan.
Sebab, dalam buku merah SBY, Demokrat disebut bakal mengawal pemerintahan Jokowi hingga tuntas, namun nyatanya janji itu tak mampu direalisasikan.
“Dulu ngomong A sekarang bisa jadi B," kata Indra, Jumat (23/2/2024).
Indra menegaskan, sikap Demokrat yang demikian bikin masyarakat semakin bingung.
Ideologi Partai Demokrat, kata dia, bakal dipertanyakan rakyat.
Indra mengatakan, jangan sampai masyarakat berpikir Partai Demokrat hanya mementingkan kekuasaan semata, ketimbang berjuang bersama rakyat untuk mengontrol pengelolaan bangsa ini di tangan pemerintah.
"Jadi ini sebetulnya membuat rakyat bingung,” ujarnya.
Kendati mengkritik keras sikap Partai Demokrat, Indra mengakui keputusan tersebut merupakan sebuah langkah politik yang tak bisa diintervensi pihak lain.
Namun, Indra tak lupa mengucapkan selamat kepada AHY atas pelantikannya menjadi Menteri ATR/BPN.
“Kami mengucapkan selamat," cetusnya. (*)