PINUSI.COM - Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui kesalahannya, terkait gangguan pada sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ganjar meminta lembaga jangan banyak berkelit.
“Yang kita butuhkan sebetulnya adalah pengakuan dari KPU atau pembuatnya 'ya kami salah' itu paling fair," kata Ganjar Pranowo ketika ditemui di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2024).
Sistem informasi rekapitulasi milik KPU kerap mengalami gangguan sejak penyelenggaraan Pemilu pada 14 Februari 2024.
Bahkan, KPU sempat menyetop penghitungan suara di tinggkat kecamtan, karena gangguan pada aplikasi tersebut.
Terbaru ditemukan berbagai hal ganjil lain pada aplikasi Sirekap, di mana jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) diketahui berjumlah lebih dari 300 pemilih.
Hal ini dirasa aneh, sebab jumlah maksimal di setiap TPS pada Pilpres 2024 hanya sekitar 200 pemilih.
"Masa kayak gitu mau kita terima?” Ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, kesalahan data yang terimput di Sirekap adalah sebuah kesalahan fatal, sebab jumlah tersebut sangat berpengaruh pada perolehan suara para peserta Pemilu 2024.
“Bagaimana satu TPS lebih dari 300, itu saya kira orang enggak ngerti sistem saja, ngira sistem itu fail," ucapnya.
Jadi menurut Ganjar, ketimbang harus berkelit dan mencari-cari alasan, KPU sebaiknya mengakui kesalahannya dan berjanji tak teledor lagi ke depannya.
“Hari gini, seperti itu enggak mau ngaku salah,” imbuhnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilu menemukan berbagai kejanggalan data pada aplikasi Sirekap, salah satunya adanya penggelembungan DPT di berbagai TPS.
Bahkan, Bawaslu menemukan sebuah TPS dengan total DPT mencapai 80.000 pemilih.
“Bahkan ada yang 80 ribu dalam satu TPS. Nah, itu kan tidak mungkin. Nah dalam konteks ini, maka itu sedang kami cek,” kata Anggota Bawaslu Lolly Suhenty. (*)