PINUSI.COM - Kondisi cuaca pada 2024 diprediksi bakal lebih ekstrem dibanding tahun lalu.
Cuaca ekstrem tersebut akan menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia. Bahkan, petani diprediksi sulit memanen padi pada tahun ini.
Hasil Kerangka Survei Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, produksi gabah nasional pada Januari 2024 hanya sekitar 900.000-an ton, atau setara 1,3 ton beras.
Artinya, defisit sekitar 1,61 juta ton dan 1,22 juta ton, sedangkan kebutuhan beras nasional berkisar 2,5 juta ton tiap bulannya.
Sehingga, periode panen raya dikhawatirkan tidak akan terjadi di tahun ini, karena faktor mundurnya musim panen dan musim panas.
Deputi I Bidang Ketersediaan & Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengatakan, fenomena cuaca ekstrem El Nino akan mengganggu produksi padi.
"Pemerintah lewat Bapanas mengacu pada 1 data BPS. Sehingga dengan data yang ada, memang mau tidak mau penyebabnya adalah dampak iklim yang bergelora, terutama El Nino," katanya.
Menurutnya, El Nino akan mengganggu stok beras, sehingga diharapkan pemerintah menyediakan beberapa program dalam mengintervensi pasar.
Salah satunya, dengan SPHP atau atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, yang mirip operasi bantuan beras 10 kilogram secara gratis kepada 22 juta keluarga KPM.
"Dan kalau kita bicara informasi BMKG sendiri, tahun 2024 pun kita harus antisipasi karena panasnya juga akan lebih gila lagi."
"Itu berdasarkan data BMKG yang kami baru baca," ucap Ketut. (*)