PINUSI.COM - Perkumpulan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat (Migrant Care) menyentil keras Komisi Pemilihan Umum (KPU), atas temuan dugaan pemilih ganda di Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPT LN).
Indikasi keselahan administrasi itu terdapat di DPT LN New York, Amerika Serikat dan Johor Bahru, Malaysia.
Koordinator Staf Pengelolaan Data dan Publikasi Migran Care Trisna Dwi Yuniarista mengatakan, carut marutnya pendataan pemilih luar negeri itu mengonfirmasi para penyelenggara pemilu, dalam hal ini KPU, tak memiliki standar baku dalam pendataan. Imbasnya, tumpang tindih data terjadi di sejumlah tempat.
Sebagai penyelenggara pemilu, KPU, kata Trisna, seharusnya lebih teliti, sebab data ganda dapat memicu penggelembungan suara untuk memenangkan pasangan calon tertentu pada Pilpres 2024.
“Ini berarti juga menandakan bahwa tidak ada satu standar yang dikeluarkan oleh KPU, bagaimana untuk mempublish data DPT LN yang secara terstruktur,” kata Trisna ketika ditemui di Kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2024).
Trisna mengatakan, atas temuan data ganda di New York dan Johor Bahru ini, KPU dan Bawaslu tak bisa berdiam diri.
Kedua lembaga ini, kata dia, mesti aktif melakukan pemantauan, jangan sampai masalah yang sama juga terjadi di tempat lain.
Jika itu terjadi, maka KPU dan Bawaslu gagal menghadirkan pemilu jujur dan adil.
“Berdasarkan dua laporan yang kami lakukan, New York dan Johor Bahru dan keterbatasan resources kami dalam melakukan pemantauan DPT PPLN ini, seharusnya KPU dan Bawaslu segera memeriksa seluruh data di seluruh dunia,” ucapnya.
Trisna menegaskan, penyelenggara pemilu mesti melihat kembali daftar pemilih, sebab Migrant Care sangat yakin banyak WNI yang belum terdata dengan baik, sehingga mereka terancam tak bisa menggunakan hak pilih.
Migrant Care mencatat adanya perbedaan signifikan terkait data jumlah WNI di luar negeri, misalnya saja perbedaan data antara Kementerian Ketenagakerjaan dan Bank Indonesia atau Bank Dunia, yang memiliki selisih angka yang sangat besar. Data-data tersebut menurut Trisna mesti diverifikasi.
“Ini harus kita suarakan terus ya, bahwa jumlah DPT LN adalah 1,7 juta, ini bagi kami sangat timpang sekali, karena Bank Dunia juga menyatakan bahwa jumlah pekerja migran di luar negeri adalah 9 juta, Kemenaker ada 6,5 juta, dan Bank Indonesia ada 4,1 juta."
"Ini hanya pekerja migran. Bukan ditambah dengan pelajar yang belajar di luar negeri."
"Dan jumlah ini sangat jauh sekali. 1,7 dibandingkan dengan angka yang paling moderat sekalipun 3,6. Itu sangat jauh sekali,” paparnya.
Migrant Care melaporkan indikasi pemilih ganda yang ditemukan di DPT LN New York dan Johar Bahru. Dugaan itu telah diutarakan ke Bawaslu, Kamis (1/2/2024).
Dalam penyelidikannya, Migrant Care menemukan jumlah pemilih ganda yang sangat fantastis.
New York ditemukan sekitar 300 pemilih ganda. Sementara, di DPT Johor Bahru ditemukan sebanyak 3 ribu pemilih ganda dari total 119 ribu pemilih yang terdaftar. (*)