PINUSI.COM - Hasil hitung cepat Pilpres 2024 menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih suara tertinggi dibanding dua pesaingnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Laskar Trisakti 08 menjadi salah satu relawan yang mendukung Prabowo-Gibran, yang beranggotakan mantan anggota organisasi kemahasiswaan (ormawa) Universitas Trisakti pada 1998 silam.
Iwan, Wakil Sekjen Laskar Trisakti 08, kala itu menjadi penanggung jawab acara dan ketua senat fakultas.
Kepada PINUSI.COM, Iwan mengenang insiden penembakan di kampusnya pada Mei 1998 yang diikuti kerusuhan dan jatuhnya Presiden Soeharto.
“Saya waktu 98 ikut ormawa dan menempuh pendidikan di Teknik Perminyakan Angkatan 93."
"Di fakultas saya ketua senat, dan di universitas sekjen mahasiswa., saat itu ketua senatnya Hendro."
"Masalah 12 Mei 1998 sebenarnya kegiatan yang bukan ujuk–ujuk adain orasi atau mimbar bebas."
"Jadi ada proses, mulai dari awal 98, jadi memang mungkin masyarakat tahu Trisakti adalah kampus borjuis, ya kalau kata orang darah biru lah."
"Dulu 97 sudah mulai krisis moneter atau krismon, dan udah mulai gejolak politik, yang ditandai Pak Harto mulai terpilih lagi di pemilu saat itu."
"Gejolaknya ditandai sembako naik, masalah ketidakpuasan pemerintah, dan timbul KKN lah istilahnya."
"Nah, itu sudah mulai tuh 97 sejak terpilihnya Pak Harto. Kami sebagai mahasiswa Trisakti pada masa itu sudah mendengar, tapi tidak segampang itu mengajak teman–teman kami untuk ikut serta kepedulian nasib bangsa,” ungkap Iwan saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024).
Lalu, melihat mahasiswa di Jogjakarta sudah bergerak, lanjut Iwan, pada awal 1998 mahasiswa Trisakti mengubah agenda.
Sebagai bentuk kepedulian kepada bangsa, mereka menggelar aksi intelektual berupa diskusi dan aksi sosial, sebagai upaya menurunkan inflasi kala itu. Namun, timbul aksi ketiga, yaitu orasi atau mimbar bebas dengan turun ke jalan, dan berujung pada gugurnya empat mahasiswa Trisakti.
Iwan mengakan, Laskar Trisakti 08 mendukung Prabowo-Gibran karena ingin meluruskan sejarah dan mengungkap fakta tragedi 1998.
Kata Iwan, Prabowo Subianto saat itu mendatangi keluarga empat mahasiswa Trisakti yang gugur pada 1998, dan bersumpah bukan dirinya yang menjadi dalang dari kasus 1988.
“Ini sebenarnya belum ada media lain yang memberitakan ini, yaitu Pak Prabowo datangi keluarga Heri Hartanto yang gugur saat itu."
"Prabowo menyuruh salah satu dari anggota keluarganya untuk mengambil Alquran."
"Saat itu Prabowo bersumpah di atas Alquran, bukan dia dalang dari semua ini,“ beber Iwan. (*)