PINUSI.COM - Jurnal Early Education and Development mengungkapkan, gawai akan berdampak buruk bagi anak usia 0-12 tahun.
Ternyata, mendidik anak melibatkan gawai memberikan dampak bagi anak di fase awal, yakni usia 0-12 tahun, bahkan memiliki dampak yang signifikan bagi bentuk otak anak dan fungsinya.
Penelitian yang dilakukan Neuroimaging selama 23 tahun, terkait sisi positif dan negatif dari bermain gawai pada anak berusia di bawah 12 tahun.
Dalam studi tersebut, para peneliti ini mencari tahu bagaimana aktivitas digital mempengaruhi kelenturan dan perkembangan otak sang anak pada periode awal.
Hasil penelitian menyimpulkan, bermain gawai lebih berpotensi dampak negatifnya dibandingkan positif bagi si anak.
Menatap layar yang lama bisa menurunkan fungsi konektivitas fungsional di area, yang berkaitan dengan bahasa serta perkembangan kognitifnya.
Selain itu, jika anak menggunakan tablet, akan memiliki pemecahan masalah yang buruk, skor kecerdasan rendah. dan volume otak kecil.
Sementara, Psychiatry Research (Neuroimaging) dalam penelitian bertajuk Kontrol Kognitif dan Fungsi Eksekutif mengungkapkan, penurunan aktivitas saraf dapat memiliki implikasi, karena kecanduan perangkat digital dan dalam penggunaan smartphone yang berlebihan dapat melemahkan kekuatan jaringan otak.
Para peneliti, Gudrun M Henemann, Mike M Schimtgen, Nadine D Wolf, Dusan Hirjak, Katharina M Kubera, Fabio Sambataro, Patrick Bach, Julian Koenig, dan Robert Christian Wolf, terinspirasi dan keprihatiannya terhadap dampak smartphone pada kesehatan mental bagi kehidupan sehari-hari.
Topik penggunaan smartphone ini menjadi perhatian besar, sehingga para peneliti berusaha menyoroti dampak dari penggunaan benda digital ini. (*)