PINUSI.COM - Fenomena artis dan figur publik yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif bukanlah hal baru.
Baru-baru ini, nama Dede Sunandar juga menjadi berita utama, karena menjual dua mobilnya demi mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Dede maju sebagai caleg DPRD Kota Bekasi Dapil 5 Bekasi Barat dan Pondok Gede.
Dalam situs pemilu2024.kpu.go.id (22/2/2024) pukul 16.00, Dede yang mencalonkan diri dari partai Perindo dengan nomor urut 3 memperoleh 11 suara.
Yang menarik adalah pernyataan Dede dalam tayangan YouTube 'Bukan Umbar Janji Trans7,' yang menyatakan ia rela menjual dua mobil untuk modal mencalonkan diri.
"Mobil (sekarang) satu, keluar dua. Udah dua mobil dijual, tinggal satu lagi nih."
"Jangan (dijual), udeh itu buat kendaraan saya kan ke mana-mana. Tapi enggak pernah ada penyesalan. Kalau enggak terpilih enggak apa-apa, kan ada pembelajaran dari situ," ucap Dede.
Terinspirasi dari Presiden Joko Widodo, Dede memutuskan mencalonkan diri.
Melihat latar belakang ekonominya, Dede pernah bekerja sebagai office boy sebelum menjadi artis dan komedian.
Setelah sukses berkarier di dunia hiburan, Dede juga mengalami banyak cobaan dalam hal ekonomi.
Belajar dari kasus Dede Sunandar, mencalonkan diri sebagai anggota legislatif membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Jika uang tersebut merupakan uang saku pribadi, maka caleg yang bersangkutan harus bisa memisahkan keuangan pribadinya dengan keuangan untuk kegiatan politik.
Dana pencalonan haruslah dana yang dingin, bukan dana yang diperuntukkan biaya hidup.
Menjadi anggota parlemen bukanlah tempat mencari keuntungan, melainkan tempat mengabdi.
Kapan Pinusian bisa mengatakan telah mencapai kebebasan finansial?
Kebebasan finansial berarti tidak lagi terikat oleh utang dan dapat melakukan apa yang Pinusian inginkan, tanpa harus menjual aset atau terlalu mengkhawatirkan uang.
Hal ini juga berarti memiliki sumber pendapatan pasif yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup sehari-hari.
Pertanyaannya, berapa banyak yang harus Pinusian tabung untuk mencapai kebebasan finansial, apakah Rp 1 miliar, Rp 5 miliar, atau lebih dari Rp10 miliar?
Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya tergantung dari gaya hidup dan kebutuhan masing-masing individu.
Semakin tinggi tingkat pengeluaran dan semakin boros gaya hidup, maka semakin besar pula jumlah tabungan yang dibutuhkan untuk mencapai kebebasan finansial.
Bagaimana cara menghitung tabungan kebebasan finansial
Dalam sebuah penelitian oleh Philip L Corey, Carl M Hubbard, dan Daniel T Waltz yang berjudul Sustainable Withdrawal Rates from Your Retirement Portfolio, setiap orang bisa menghitung sendiri jumlah tabungan yang dibutuhkan untuk menjadi mandiri secara finansial.
Penelitian tersebut menyatakan, jika semua tabungan untuk kemandirian finansial disimpan dalam bentuk saham dan obligasi, maka dana yang dapat ditarik dari tabungan kemandirian finansial setiap tahunnya adalah 4% dari total tabungan.
Hal ini dikarenakan rata-rata imbal hasil per tahun dari saham dan obligasi selalu lebih dari 4%.
Akibatnya, tabungan kebebasan ekonomi tidak pernah mencapai titik terendah.
Untuk menentukan jumlah tabungan kebebasan ekonomi, dapat digunakan metode pengeluaran tahunan.
Jika pengeluaran bulanan Rp10 juta, maka pengeluaran tahunan adalah Rp 120 juta. Jumlah tabungan kebebasan keuangan adalah:
Tabungan untuk kemandirian finansial = (1 / 4%) x pengeluaran tahunan (1 / 4%) x Rp 120.000.000 = Rp3 miliar. (*)