PINUSI.COM - Maraknya aksi intimidasi yang terjadi di beberapa daerah jelang Pilpres 2024 di berbagai lini membuat anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka angkat bicara.
"Sebelumnya bu Megawati mengatakan saat ini ada indikasi yang sengaja mengerahkan aparat. Lalu ada juga pengarahan dari mulai kepala desa yang diarahkan pada pasangan tertentu, atau kemudian isu tentang bagaimana rapat kepala daerah yang memaksa para guru honorer untuk milih paslon capres tertentu yang nantinya dijanjikan akan menjadi pegawai PNS, dll. Dan semua itu dilakukan baik secara terbuka ataupun tertutup," ucap Rieke.
Rieke yang juga statusnya sebagai Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini mengungkapkan jika aksi intimidasi yang diduga dilakukan oleh paslon tertentu tersebut, juga kerap ia rasakan tatkala dirinya melakukan kampanye di Dapilnya Jawa Barat.
Namun begitu ia mengatakan bahwa sesuai dengan arahan Ketum partainya Megawati Soekarno Putri, dirinya tetap melanjutkan kegiatan kampanyenya walaupun kerap mendapatkan intimidasi saat berada di tengah-tengah masyarakat.
"Bu Mega selalu ingatkan kami untuk tetap bergerak ke akar rumput itu ya karena sebetulnya bentuk intimidasinya memang cukup signifikan atau gerakannya kencang. Contohnya enggak usah jauh-jauh, kemarin di lapangan juga masih masih dirasakan cukup kuat ketika saya berada Jawa Barat yang merupakan dapilnya saya. Disana bukan basisnya Ganjar-Mahfud dan kita sudah terbiasa jadi ya udah tabrak aja," kata Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Rieke Dyah Pitaloka kepada awak media di Jakarta Pusat, Kamis (26/01/2024)
"Ada aparat ya susah juga mau dilaporinnya kayak apa, karena yang namanya orang lagi berkuasa mah bebas-bebas aja. Padahal aturan hukumnya sudah jelas bahwa aparat dan ASN harus netral," lanjutnya.
Sikap ketidaknetralan aparat keamanan karena diduga mendukung paslon lain diingatkan oleh pemeran Oneng di sinetron Bajaj Bajuri bahwa payung hukumnya soal sikap aparat wajib netral sudah jelas. Dan sosok Cawapres nomer urut 3, Mahfud MD lah yang memiliki jasa besar terhadap aparat keamanan.
"Jadi saya ingatkan saja terutama kepada sahabat-sahabat di sahabat-sahabat di TNI Polri bahwa pak Mahfud adalah orang yang paling berjasa buat semua aparat keamanan di negeri ini. Beliau adalah orang yang menyelamatkan dana pensiun di Asabri. Pak Mahfud lah yang bekerja dan berjuang untuk membongkar kasus korupsi di Asabri, dan itu adalah potongan upah gaji para prajurit di lapangan selama bertahun-tahun. Ya kita tahu berapa sih gaji nya TNI Polri yang benar-benar kerja lalu kemudian masuk masa pensiun gitu terus tiba-tiba uang pensiunannya hilang. Dan jangan lupa kita juga yang memperjuangkan BPJS termasuk untuk TNI Polri. Jadi bayangkan kalau bukan seorang Pak Mahfud yang memperjuangkan itu semua apakah semuanya itu bisa terjadi?," ingatkannya. (*)