PINUSI.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengikuti ritual adat Molabot Tumpe di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Sabtu (2/12/2023).
“Saya mengapresiasi masyarakat Banggai yang terus melestariskan ritual adat Tumpe ini, di mana pelestarian ini merupakan bagian dari cita-cita pariwisata kita yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Sandi.
Ritual yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini berupa pengantaran telur burung maleo dari masyarakat adat Batui di Kabupaten Banggai, ke Keraton Kerajaan Banggai di Kabupaten Banggai Laut.
Tradisi ini layak menjadi cermin dalam mengikat persaudaraan masyarakat di Kabupaten Banggai.
Sandi yang didampingi Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Makmun Amir, Bupati Banggai Laut, Bupati Banggai Kepulauan, dan pejabat lainnya, mengikuti rangkaian upacara adat di Rumah Jabatan Camat Batui, tempat sebanyak 100 telur burung maleo diinapkan.
Sebelumnya, telur-telur tersebut telah lebih dahulu dikumpulkan dari masyarakat adat di empat wilayah di Batui.
Telur-telur tersebut dibungkus menggunakan daun pohon palem. Mengenakan baju adat Batui, Menparekraf selanjutnya mengikuti ritual menurunkan telur dari rumah, yang kemudian dibawa oleh para pembawa telur dengan berjalan kaki ke muara Sungai Batui sejauh 1,2 kilometer, didampingi para tetua adat setempat.
Di sepanjang jalan, ribuan masyarakat menyambut antusias namun tertib, karena prosesi ini merupakan acara yang sakral.
Sesampainya di dermaga di muara sungai, oleh perangkat adat, telur-telur tersebut dibawa naik ke kapal dan ditempatkan di tempat khusus, untuk kemudian dibawa ke Keraton Banggai.
Sandi mengapresiasi penyelenggaraan ritual Molabot Tumpe ini yang dilakukan secara kolaboratif, dengan melibatkan peran aktif masyarakat.
Menparekraf bahkan secara khusus memuji ketua panitia acara yang merupakan perwakilan dari generasi muda, dan berhasil memimpin acara dengan penuh tanggung jawab.
Bahkan, dengan secara gamblang menyampaikan laporan keuangan secara transparan di depan forum yang terbuka.
“Kita harus mengapresiasi adik kita ini yang mengedepankan transparansi,” ujar Sandi.
Ritual Adat Molabot Tumpe yang merupakan bagian dari Festival Tumpe, merupakan salah satu event unggulan Kemenparekraf dalam Karisma Event Nusantara selama dua tahun berturut-turut.
Menparekraf berharap hal tersebut dapat memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian, dan membuka lapangan kerja lebih luas di kalangan masyarakat.
“Pariwisata dan ekonomi kreatif adalah dua sektor yang berhasil menciptakan enam kali lipat jumlah lapangan kerja, dibandingkan sektor lain."
"Inilah yang ingin saya titipkan untuk kita bersama-sama membangun pariwisata dan ekonomi kreatif,” papar Sandi.
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ma’mun Amir mengatakan, Sulawesi Tengah memiliki beragam objek wisata andalan, mulai dari wisata alam, bahari, juga budaya.
"Ritual Tumpe insyallah menjadikan Sulawesi Tengah ini ke depan menjadi tempat atau tujuan wisatawan Nusantara dan wisatawan mancanegara, untuk berkunjung ke Sulawesi Tengah," harap Ma'mun Amir. (*)