PINUSI.COM - Pidi Baiq, musisi sekaligus penulis novel Dilan, akan menggarap novel terbarunya bertajuk Dilan Wo Ai Ni 1983.
Di saat bersamaan, Falcon Pictures mengumumkan akan menggarap proyek film dengan judul yang sama.
"Mumpung nganggur. Daripada ganggguin orang, mending nulis."
"Nulis apa aja semau saya, sesuka hati saya."
"Penjajah Israel ga boleh ngatur hidup saya," tulis Pidi Baiq melalui instagram resminya.
Sebelumnya, dalam buku dan film berjudul Dia adalah Dilanku tahun 1990, maka Dilan Wo Ai Ni 1983 akan menceritakan masa kecil sang panglima tempur, di mana masa kecil Dilan berusia 11 tahun dan masih berseragam Sekolah Dasar (SD).
"Nah saya ingin menulis kisah Dilan 1983, yaitu saat Dilan masih berusia kurang lebih 11 tahunan."
"Masih anak-anak dan sempat tinggal bersama keluarganya di Provinsi Timor Timur (kini negara Timor Leste), karena harus mengikuti ayahnya yang bertugas sebagai tentara Indonesia."
"Di sanalah Dilan mulai kenal pasar Marcado Lama, Toko Surabaya, Dili, Manatuto, Balibo, Viquque, Baucau, Gereza Santa Cruz, dan Xanana Guzmao, pejuang kemerdekaan Timor Timur, yang dikenal sebagai tokoh pemberontak Fretlin," tulis pentolan The Panas Dalam itu.
Kurang lebihnya diceritakan cukup membuat para penggemar penasaran, karena penuturan Pidi Baiq melalui instagramnya cukup detail mengenai latar belakang Dilan, mulai dari di Timor Timur hingga singgah ke Bandung, Jawa Barat.
"Tahun 1983, setelah satu setengah tahun tinggal di Timor Timur, Dilan kembali ke Bandung dan sekolah di SD tempat dulu dia sekolah."
"Dilan pun bertemu lagi dengan teman teman-lamanya. Lalu siapa Mei Lien? Dia itu gadis Tionghoa, murid baru enam bulan pindahan dari Semarang."
"Dilan suka, tapi mana boleh anak kecil pacaran. Gak boleh, dan ini memang bukan novel tentang pacaran, hanya cinta monyet biasa di tengah ngerinya peristiwa penembakan misterius atau yang disingkat petrus," ungkapnya.
Sisi lain, masih dalam semesta Dilan, Pidi Baiq merilis Bajingan Ancika Suara Dilan 1995 yang sudah dihadirkan pada Mei 2022.
Novel terbaru ini akan membahas romantisme Dilan dan Ancika dari perspektif Dilan, yang bukan hanya membahas soal cinta, melainkan ketertarikan Dilan pada dunia politik. (*)