PINUSI.COM - Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengatakan, saat ini moral politik bangsa Indonesia di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo merosot drastis.
Hal ini ditandai dengan berbagai kritik yang datang dari sejumlah kampus di Indonesia.
Menurut Ubedilah, puncak kemerosotan moral itu terjadi ketika Jokowi cawe-cawe dan condong berpihak pada salah satu pasangan di Pilpres 2024.
"Ini soal kemerosotan moral politik, yang paling parah sepanjang sejarah Indonesia sejak 1998," kata Ubedilah kepada wartawan, Selasa (6/2/2024).
Ubedilah mengatakan, kritikan terhadap Jokowi dari kampus dan sejumlah akademisi terkait moral politik, sebetulnya sudah digaungkan sejak lima tahun lalu, atau saat Jokowi mulai masa pemerintahannya pada periode kedua.
Kampus-kampus di Tanah Air beserta para akademisi, kata dia, mulai geram ketika adanya pelanggaran etik di Mahkama Konstitusi, yang dinilai mengubah peraturan syarat pencalonan presiden untuk memuluskan langkah Gibran pada Pilpres 2024.
"Bahkan makin rusak sejak peristiwa pelanggaran etik berat ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan kini diperparah dengan pelanggaran etik komisioner KPU," ujar Ubedilah.
Ubedilah menilai, krtikan dari kampus dan para akademisi adalah sebuah gerakan kolektif, sebab mereka yang terlibat di dalamnya khawtir akan masa depan demokrasi bangsa ini.
"Dalam teori gerakan sosial, situasi ini menunjukkan suatu kesadaran kolektif kaum intelektual tentang tantangan kolektif yang dihadapinya, yang mengkhawatirkan masa depan demokrasi," ulasnya.
Kritik tajam tersebut disampaikan oleh akademisi dan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan lainnya. (*)