PINUSI.COM - Para pemuka agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai menyampaikan seruannya terkait dengan Pemilu yang akan dilaksanakannya pada bulan depan, tepatnya di tanggal 14 Februari 2024 mendatang.
"Kami semua berkumpul disini adalah dalam rangka untuk mengajak seluruh umat beragama untuk ikut menciptakan pemilu yang damai, dan bukan mengarahkan kepada paslon tertentu," ucap Waketum MUI, K.H Marsudi Syuhud.
"Ini menjadi menjadi seruan kami yang ketiga kalinya agar pemilu bisa berjalan dengan damai, jujur, adil, bermartabat, dll kepada semua lapisan masyarakat termasuk para penyelenggara pemilu. Lalu kita juga berharap agar aparat keamanan juga tetap berada di jalur yang netral tidak memihak siapapun," kata Ketum Matakin, Xueshi Budi Tanuwibowo.
Memanasnya suhu iklim politik di tanah air lantaran pemilu tahun ini diadakan secara serentak karena adanya Pilpres dan Pileg, dicermati oleh para pemuka agama Kristen bahwa hal tersebut bisa dicegah apabila semua umat menggunakan moralitasnya dalam memilih pemimpin.
Karena seyogianya pemilu menjadi sarana dalam menentukan nasib bangsa Indonesia kedepannya dan juga sebagai wujud dari iman.
"Diperlukan tataran moral yang selalu baik agar persatuan bangsa ini tetap terjaga. Oleh sebab itu kita para pemimpin agama harus menyampaikan kepada umat agar tidak tergoda oleh semua bentuk provokasi yang bersifat ajakan untuk memecah belah bangsa. Dan pesan tersebut akan kita sampaikan kepada umat Katolik di misa hari Minggu besok," jawab Keuskupan Agung Jakarta, Romo Kardinal Ignatius Suharyo kepada redaksi Pinusi di Jakarta Pusat, Selasa (6/02/2024).
"Dalam perspektif Iman Kristiani ikut memilih itu juga merupakan panggilan iman karena ada termasuk di dalam salah satu ayat dalam alkitab. Jadi mari kita gunakan hak pilih kita sebagai bentuk dari tanggung jawab iman dengan menggunakan suara hati ketika memilih pemimpin yang memang bekerja untuk cita-cita kemerdekaan Indonesia," ajak Ketum PGI, Pendeta Gomar Gultom.
Memberikan sosialisasi soal pemilu damai pada umat agama masing-masing dengan tetap berada di jalur yang netral menjadi sebuah bentuk tanggung jawab para pemuka agama dalam mendidik umat agar bisa menggunakan suara hatinya.
"Kami umat Hindu dan Budha juga ikut berdoa semoga atas doa kita, negara ini tetap damai. Menyerukan suara damai kepada masyarakat luas, bahwa kita ingin menunjukan kalau semua pemuka agama di Indonesia itu kompak," pungkas Ketum PHDI, Wisnu Bawa Tenaya dan Ketum Permabudhi, Philip K. Wijaya. (*)