PINUSI.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari lalu.
Sri Mulyani menggelar rapat terbatas dengan Jokowi, membahas pengembangan smelter aluminium bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dan beberapa BUMN.
Namun, usai rapat terbatas dengan Jokowi, Sri Mulyani enggan membeberkan terlalu banyak.
Ketika ia mengakhiri pertemuan dan seorang reporter menghampirinya, Sri langsung menguatkan dirinya untuk tidak menjawab pertanyaan apa pun.
Bahkan, saat baru disapa dan tidak ditanya apa pun, Sri Mulyani langsung menolak.
"Enggak usah lah ya, paling aku udah tahu pertanyaannya," kata Sri Mulyani, sambil menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya, saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (5/1/2024).
Setelah mengatakan itu, dia langsung menutup pintu mobil dan meninggalkan reporter tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Sri Mulyani juga bertemu Jokowi di Gedung Istana Kepresidenan, Jumat pekan lalu. Namun, kedatangannya tampaknya dirahasiakan.
Sebab, Sri Mulyani keluar masuk kompleks Istana Kepresidenan melalui pintu yang tidak biasa ia masuki.
Pintu yang dilewati Sri Mulyani merupakan pintu yang hanya dapat diakses oleh pejabat tertentu, dan terletak di sebelah Kantor Sekretariat Negara. Gerbangnya mengarah langsung ke Istana Kemerdekaan.
Biasanya, Sri Mulyani sendiri akan masuk ke kompleks Istana Kepresidenan melalui pintu dekat Istana Negara, di samping Kantor Presiden.
Beredar kabar Sri Mulyani akan mundur dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan, Sri Mulyani Indrawati dikabarkan sudah bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, untuk menyampaikan niatnya mundur.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membenarkan adanya pertemuan antara Sri Mulyani dan Megawati.
Hasto mengatakan, pertemuan Sri Mulyani dan Megawati merupakan hal rutin, karena keduanya merupakan anggota Dewan Pengarah Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Hasto membocorkan percakapan Sri Mulyani dan Megawati.
"Tentu saja juga berbicara tentang bangsa dan negara, berbicara tentang fiskal, itu merupakan hal penting," terang Hasto kepada wartawan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (3/2/2024).
Ditanya apakah pengunduran diri Sri Mulyani dari kabinet juga dibahas dalam pertemuan tersebut, Hasto enggan menjawab. Ia mengusulkan upaya pemanfaatan bantuan sosial (bansos) untuk kepentingan pemilu.
"Ya saat ini kan ada upaya-upaya untuk menggunakan bansos demi kepentingan elektoral, sampai anggaran setiap kementerian dipotong 5 persen untuk elektoral."
"Ini kan kita harus melihat kepentingan nasional yang lebih besar," papar Hasto. (*)