PINUSI.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan pada 2023, dengan capaian 5,05 persen, padahal pada tahun sebelumnya tumbuh 5,31 persen.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A Widyasanti mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 mencapai 5,04 persen.
"Di tengah perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas ekspor unggulan, ekonomi tetap tumbuh solid sebesar 5,06 secara c-to-c," katanya.
Amalia juga menuturkan, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi dalam bidang transportasi dan pergudangan sebesar 13,96 persen, serta dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicatat oleh konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga sebesar 9,83 persen.
Ia juga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi spasial semakin menguat. Setidaknya tiga provinsi mengalami pertumbuhan tertinggi, mulai dari Maluku dan Papua, Kalimantan, serta Sulawesi.
"Kontribusi Pulau Jawa terhadap PDB tahun 2023 sebesar 57,05 persen, dan diikuti Pulau Sumatera sebsar 22,01 persenya," jelas Amalia.
BPS memprediksi, ekonomi secara global akan tetap mengalami pertumbuhan meskipun tidak signifikan.
Hal ini terindikasi dari permintaan barang ekspor yang kuat, sehingga terlihat dari pertumbuhan ekonomi negara negara mitra dagang Indonesia yang lebih baik daripada tahun sebelumnya
Seperti, Cina dari 3,0 persen menjadi 5,2 persen, Jepang dari 1,0 persen menjadi 2,0 persen, serta Amerika Serikat dari 1,9 persen menjadi 2,5 persen. (*)