PINUSI.COM - Harga nikel dunia saat ini mengalami tren penurunan.
Turunnya harga komoditas ini indikasi dari eskalasi pasokan dari Indonesia.
Berdasarkan London Meetal Exchange (LME), harga nikel ditutup menurun 0,58 persen, dan menetap di USD15.927 peron.
The Business Times menyebut, harga nikel di London Metal Exchange (LME) menurun drastis sebesar 50 persen sejak 3 Januari 2024.
Menurunnya harga nikel membuat para penambang di luar Indonesia menutup operasinya.
"Pasar nikel berada dalam kekacauan setelah membanjirnya pasokan baru di Indonesia, yang merupakan akibat dari investasi besar-besaran Tiongkok," tulis The Business Times.
Turunnya harga nikel akan berpotensi ditutupnya beberapa pertambangan di dunia.
Bahkan, di antaranya memilih mencari talangan dana agar ekonomi perusahaan nikel stabil dan ada pula yang bangkrut.
Menurut data Morgan Stanley, siklus harga nikel saat ini tidak seburuk tahun 2016 silam.
Sebab, kala itu turun di bawah USD 8.000 per ton. Tingkat harga ini bahkan memaksa proyek NPI ditutup.
Namun, ia juga menilai harga nikel saat ini juga mencapai titik terendah.
"Kemungkinan nikel mendekati titik terendah tampaknya semakin mungkin terjadi, dalam pandangan kami."
"Kami memperkirakan harga nikel bisa mencapai titik terendah sekitar USD 15.500 per ton pada kuartal II 2024."
"Harga ini anjlok sekitar 4,5 persen di bawah harga spot saat ini," tulisnya. (*)