PINUSI.COM - Harga emas dibuka lebih tinggi pada Senin (29/1/2024), meskipun diperdagangkan dalam kisaran sideways, setelah laporan inflasi PCE AS pada minggu lalu.
Harga emas spot naik tipis 0,08% menjadi $2,020.01 per ounce, ditutup pada pukul 07.34 WIB.
Sedangkan emas berjangka naik 0,09% menjadi $2,037.95 per ounce, menurut data Investing.com.
Kedua instrumen tersebut berakhir pekan lalu di wilayah positif.
Harga dasar AS naik sesuai ekspektasi, naik 0,2% pada Bulan Desember, dan banyak ekonom percaya jika dipertahankan, hal ini dapat membantu menurunkan inflasi ke target Federal Reserve.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, yang tidak termasuk barang-barang yang mudah berubah seperti makanan dan bahan bakar, naik 2,9% bulan lalu dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan melambat dari 3,2% di Bulan November, dan berada di bawah ekspektasi sebesar 3,0%.
Ukuran tersebut, yang secara luas dianggap sebagai ukuran inflasi pilihan The Fed, menunjukkan kenaikan harga terus turun menuju target 2% tahun ke tahun.
Indikator keseluruhan naik tipis 0,2% bulan ke bulan, menyusul penurunan pertama dalam tiga setengah tahun di Bulan November.
Secara tahunan, indeks ini naik 2,6%, menyamai laju bulan lalu, karena harga pangan yang lebih tinggi mengimbangi biaya energi yang lebih rendah. Kedua angka tersebut sesuai ekspektasi.
Ditambah dengan data produk domestik bruto yang kuat pada Hari Kamis, data tersebut dapat berfungsi sebagai faktor pendukung bagi Federal Reserve, untuk berpotensi menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, dari tingkat tertinggi dalam lebih dari dua dekade.
Akhir tahun lalu, para pengambil kebijakan memperkirakan penurunan suku bunga akan dilakukan pada Bulan Maret, namun perlambatan inflasi dan pertumbuhan yang kuat menunda perkiraan tersebut.
Pasar keuangan memperkirakan, kemungkinan 51% penurunan 25 basis poin di Bulan Mei, menurut alat FedWatch milik CME Group (NASDAQ: CME ) yang diikuti dengan cermat.
Indeks saham berjangka AS turun tak lama setelah pengumuman PCE, sementara dolar AS melemah terhadap berbagai mata uang lainnya.
Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 2 tahun dan 10 tahun yang sensitif terhadap suku bunga, yang biasanya bergerak berbanding terbalik dengan harga, naik tipis.
Harga emas cenderung kembali ke zona merah pada awal pekan pada Senin (15/1/2024), sebelum terus menguat setelah melonjak lebih dari 1% dalam kisaran horizontal terbatas pada Jumat (12/1/2024), berdasarkan data inflasi pekan lalu.
Pasukan AS dan Inggris telah melancarkan serangkaian serangan terhadap kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman, sebagai tanggapan atas serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Langkah ini juga menandai perluasan perang Israel dengan Hamas, yang dipandang sebagai penyebab utama agresi Houthi baru-baru ini.
Langkah ini meningkatkan permintaan safe-haven terhadap emas, mengingat meningkatnya risiko geopolitik biasanya mendorong investor beralih ke aset-aset yang lebih tradisional.
Hal ini juga membantu harga emas menguat, meskipun data inflasi AS lebih kuat. (*)