PINUSI.COM - Kevin Svensson, analis kripto, baru-baru ini mengungkapkan prediksi harga Bitcoin (BTC) untuk tahun 2024, yang memicu perdebatan dan diskusi di kalangan komunitas kripto.
Wawasan Svensson, yang ditandai dengan pemahaman mendalam tentang dinamika pasar, menjelaskan lintasan yang diharapkan dari nilai bitcoin pada tahun tersebut.
Analisisnya dengan cermat membagi tahun itu menjadi berbagai fase, dan memberikan pandangan komprehensif tentang puncak dan palung yang mungkin dilalui Bitcoin.
Perkiraan ini tidak hanya mencerminkan keahlian Svensson, tetapi juga menyoroti volatilitas inheren yang mendefinisikan pasar kripto.
Menurut laporan NewsBTC, ramalan Svensson dibagi menjadi empat fase utama, masing-masing mewakili waktu kritis dalam perjalanan harga bitcoin sepanjang tahun.
Pada fase pertama, ia memprediksi kenaikan bullish sebelum peristiwa halving bitcoin menjadi topik hangat.
Peristiwa ini, yang diketahui mempengaruhi nilai bitcoin, merupakan titik balik dalam ramalan Svensson.
Setelah peristiwa halving, pasar diperkirakan akan berbalik turun pada Q2, yang bisa menjadi periode yang menguji ketahanan investor dan trader.
Namun, fase ini dapat menjadi pendahulu untuk pemulihan di Q3 dan titik tertinggi baru (ATH) di akhir tahun.
Pendekatan terstruktur ini tidak hanya menunjukkan ketelitian analitis Svensson, tetapi juga menyoroti sifat siklus fluktuasi harga BTC, terutama terkait peristiwa setengah penurunan.
Harbing, di mana reward untuk menambang blok baru dikurangi sesuai rencana, pada dasarnya mengubah dinamika suplai bitcoin.
Dengan mengurangi reward, peristiwa ini secara efektif membatasi pasokan baru bitcoin, sebuah mekanisme yang secara historis dikaitkan dengan kenaikan harga yang signifikan.
Prediksi Svensson adalah waktu paruh berikutnya adalah sekitar 15 April 2024, tanggal yang ditunggu-tunggu oleh komunitas kripto.
Kenaikan harga yang diharapkan sebelum halving dapat membuat harga bitcoin melonjak menjadi sekitar USD 60.000, sebuah langkah yang konsisten dengan pola yang diamati di masa lalu sebelum halving.
Namun, menurut analisis Svensson, situasi setelah halving mungkin tidak begitu cerah. Harga bitcoin dapat jatuh di bawah USD 47.500, dan aksi jual diperkirakan akan terjadi.
Koreksi yang diprediksi ini mencerminkan reaksi pasar terhadap penurunan sebelumnya, di mana euforia awal memberi jalan untuk penilaian yang lebih bijaksana.
Namun demikian, prediksi Svensson secara keseluruhan optimis, dan fase pemulihan di Q3 mengembuskan kehidupan baru ke dalam nilai pasar bitcoin.
Ekspektasi rekor tertinggi seiring berjalannya tahun pada akhirnya menangkap optimisme seputar proposisi nilai jangka panjang BTC.
Sentimen ini diperkuat oleh dinamika pasar saat ini, dengan bitcoin yang berfluktuasi di sekitar USD 43.000 baru-baru ini.
Meskipun mengalami penurunan kecil hampir 1% dalam beberapa hari terakhir, mata uang kripto utama ini telah naik 6,4% dalam dua minggu terakhir.
Volatilitas seperti ini merupakan ciri khas dari pasar kripto yang tidak dapat diprediksi, tetapi juga merupakan peluang bagi investor yang cerdas.
Peningkatan tajam dalam volume perdagangan harian BTC dari di bawah USD 10 miliar menjadi lebih dari USD 15 miliar dalam beberapa hari terakhir, menyoroti meningkatnya aktivitas dan minat terhadap kripto ini.
Peningkatan volume perdagangan ini dapat menjadi pendahulu dari volatilitas dan fluktuasi harga yang diharapkan dalam perkiraan Svensson.
Michaël van de Poppe, seorang tokoh terkemuka di MN Trading, memprediksi fase konsolidasi untuk bitcoin.
"Teori umum saya adalah Bitcoin akan berkonsolidasi dalam beberapa bulan mendatang," ujar van de Poppe.
Menurut prediksi van de Poppe, nilai bitcoin mungkin akan berfluktuasi antara USD 48.000 dan USD 50.000, yang menawarkan pandangan yang sedikit berbeda tentang arah pasar.
Fase konsolidasi ini, yang ditandai dengan pergerakan harga yang tidak terlalu dramatis, mungkin merupakan periode stabilitas sebelum volatilitas yang diharapkan terjadi. (*)