PINUSO.COM - Tiongkok dan Malaysia disebut-sebut hampir mencapai sejumlah kesepakatan ekonomi.
Dua di antaranya adalah Fresh World Delivery dan perpanjangan perjalanan bebas visa bagi pengunjung kedua negara.
Menurut South China Morning Post, seorang pejabat Malaysia mengatakan kedua negara hampir menandatangani perjanjian kerja sama.
Konsul Jenderal Malaysia di Tiongkok Muzambuli Makham mengatakan, Malaysia dan Tiongkok baru saja menyelesaikan beberapa rincian yang memungkinkan negara tetangganya mengirimkan durian segar ke negara-negara seperti Thailand dan Vietnam.
Dia mengatakan, kesepakatan mungkin terjadi tahun ini.
"Kami menantikan persetujuannya segera."
"Saya diberitahu bahwa negosiasi sedang dalam tahap akhir, dan mudah-mudahan kita bisa segera mendengar kabar baik. Anda tahu betapa rumitnya negosiasi semacam ini," kata Muzambli dikutip dari SCMP, Senin (29/1/2024).
Durian Thailand menguasai sebagian besar pasar Cina.
Tiongkok menguasai 90% total permintaan durian global, dengan total impor diperkirakan mencapai 1,4 juta pada 2023.
Selain Thailand, durian terbanyak berasal dari Vietnam dan Filipina.
Permintaan terhadap komoditas yang dijuluki Raja Buah-buahan ini relatif tinggi di Tiongkok, karena durian sering dijadikan oleh-oleh di acara-acara besar seperti pernikahan.
Cina belum meningkatkan produksi durian dalam negeri seperti negara-negara Asia Tenggara. Sedangkan untuk Malaysia, sejauh ini hanya durian beku yang bisa diekspor ke negara tersebut.
Simon Chin, pendiri perusahaan ekspor durian Malaysia DKing, meyakini kebijakan tersebut membawa angin segar bagi pengusaha durian lokal.
"Pemilik kebun akan menyukai berita ini, karena jika buah masih di pohon dan belum matang sempurna, mereka bisa menerbangkannya (untuk dikirim)."
"Kamu bisa mendapatkan uangnya dengan cepat. Mereka menciptakan opsi lain bagi pembeli," tutur Simon.
Kolaborasi lainnya adalah perjalanan bebas visa. Malaysia diperkirakan akan menarik lebih banyak wisatawan dibandingkan tahun 2019, setelah menangguhkan peraturan visa.
Pada 2024, jumlah warga negara Tiongkok yang bepergian ke Malaysia diperkirakan mencapai 3,1 juta.
Penerbitan tiket masuk bebas visa selama 30 hari kepada WNI yang dimulai pada Bulan Desember, juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan.
Muzambuli mengatakan, Malaysia menjadi salah satu destinasi terpopuler karena makanannya, harga murah, dan masyarakatnya berbahasa Mandarin.
Di saat yang sama, Tiongkok juga memberikan kebijakan bebas visa selama 15 hari bagi wisatawan Malaysia.
Namun, program pembebasan visa dua arah akan berakhir pada Desember 2024. Meski demikian, Muzambuli mengungkapkan, belum jelas apakah kedua negara akan memperpanjang kerja sama bebas visa.
"Kita lihat saja nanti. Kedua belah pihak masih berdiskusi. Mungkin kita bisa memperpanjang pengaturan ini setelah tahun 2024, tapi ini masih dalam tahap awal," jelasnya.
Muzambuli mengatakan, kerja sama bebas visa yang terjalin selama ini telah berhasil. Akibat kebijakan ini, jumlah wisatawan di kedua negara meningkat.
"Ini hal positif bagi kedua belah pihak," ucapnya.
Steven Zhao, CEO China Highlights Travel, menjelaskan pertumbuhan wisatawan Malaysia ke Tiongkok terlihat jelas.
Konon, wisatawan sangat tertarik dengan tempat wisata sejarah dan budaya yang ada di Beijing dan Xi'an.
"Dalam hal daya beli mereka, mereka tidak buruk, dan mengungguli wisatawan domestik, namun tidak sebanyak wisatawan Eropa, Amerika, atau Singapura," tambah Zhao.
Hubungan diplomatik Malaysia dengan Tiongkok telah kuat selama 50 tahun.
Sejak 2013, Tiongkok juga telah berinvestasi pada berbagai infrastruktur penting. Sementara, seperlima dari 34 juta penduduk Malaysia adalah keturunan Tionghoa. (*)