PINUSI.COM - Syarif, politisi Partai Gerindra DKI Jakarta, menanggapi santai pernyataan politisi PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang menyebut Presiden Joko Widodo tidak bisa bekerja.
Ahok juga menyerang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Syarif yang dulu terkenal vokal mengkritik Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, memilih tak membalas serangan yang dialamatkan kepada kepala negara dan ketua umum partainya itu.
Ketimbang memperkeruh suasana dengan membalas Ahok pakai narasi keras, Syarif memilih memberi pernyataan normatif dan mendoakan supaya yang bersangkutan diberi kesehatan.
“Ahok semoga diberikan kesehatan,” kata anggota DPRD DKI Jakarta itu ketika dikonfirmasi PINUSI.COM, Kamis (8/2/2024).
Setelah pernyataannya viral, Ahok mengaku sama sekali tak menyerang Jokowi. Video yang beredar luas saat ini, kata dia, telah dipotong pihak tertentu untuk kepentingan politik.
"Itu konteksnya dipotong, seolah-olah saya bilang Pak Jokowi enggak bisa kerja."
“Saya tidak bego-bego amatlah jika menyerang seperti itu."
"Masa saya bilang Jokowi tidak bisa kerja gitu di depan umum," kata Ahok usai mengikuti sejumlah kegiatan di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (7/2/2024) malam.
Ahok kemudian menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Dia mengatakan, videonya yang dipangkas itu adalah obrolannya dengan seorang lansia di acara paslon capres/cawapres nomor 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ahok menyebut nenek berusia 82 tahun itu menanyakan saran darinya untuk memilih siapa pada Pilpres 2024, namun lansia tersebut kemudian memutuskan memilih Prabowo-Gibran.
"Namun, saya bilang, sorry saya pilih Pak Ganjar. Enggak mungkin dong saya jelasin Nawacita kepada nenek itu yang umurnya sudah 82 tahun, apalagi (dia keturunan) Tionghoa," jelas Ahok.
Ahok kemudian menjelaskan dengan kalimat sederhana agar bisa ditangkap lansia tersebut.
Dia mengatakan, program Nawacita yang dikerjakan Jokowi selama 10 tahun ini perlu dilanjutkan, dan paslon yang paling pas melanjutkan program ini adalah Ganjar-Mahfud, sebab program itu merupakan ide besar yang tidak hanya datang dari Jokowi, tetapi dari PDIP yang saat ini mengusung Ganjar-Mahfud.
"Saya tanya, memang Gibran bisa kerja? Dia (calon) wakil presiden mana bisa ngurusin Nawacita sih?"
"Ini kan yang berkuasa nanti Prabowo kalau terpilih. Ya, saya bilang, apa Pak Jokowi bisa kerja?"
"Maksudnya, kalau Pak Jokowi sudah enggak jadi presiden, memangnya dia bisa kerjain program Nawacita? Nah, inilah saya bilang tadi, konteksnya dipotong," terang Ahok. (*)