PINUSI.COM - Trubus Rahardiansyah, pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, mengkritik tindakan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membagikan sembako kepada warga Duren Sawit, Jakarta Timur.
Aksi Heru Budi viral di media sosial pada Kamis (8/2/2204). Banyak pihak yang merasa ganjil dan menuding Heru Budi sedang mengampanyekan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, tas untuk bingkisan sembako itu berwarna biru muda, warna yang identik dengan seragam Prabowo-Gibran.
Publik semakin tidak terima ketika mengetahui warna asli dari tas bingkisan sembako itu adalah biru tua.
Trubus mengatakan, dirinya berpikiran sama seperti masyarakat kebanyakan, Heru Budi diam-diam mengampanyekan Prabowo-Gibran, hanya saja hal ini terlalu kentara sebab cara Heru Budi terlampau vulgar.
"Itu terlalu vulgar. Indikasi memihaknya terlalu terlihat," kata Trubus ketika dihubungi, Jumat (9/2/2024).
Menurut Trubus, Heru Budi saat ini sedang berusaha membalas budi Presiden Joko Widodo yang merekomendasikan dirinya sebagai pengganti Anies Baswedan di Jakarta saat purnatugas.
Salah satu cara membalas budi Jokowi, kata Trubus, adalah ikut mendukung dan mengampanyekan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang didukung Jokowi.
Meski Jokowi tak mengungkapkan secara gamblang soal capres/cawapres yang ia dukung, sudah menjadi rahasia umum kepala negara condong memihak Prabowo-Gibran.
"Keberadaan dia semata-mata karena kepentingan Jokowi, itu konkret, karena memang bagian yang tak terpisahkan.
"Nah, ini cara dia buat balas budi karena kan perpanjangan Pj tergantung presiden," ujar Trubus.
Kendati begitu, Trubus menilai cara-cara barbar seperti yang dilakukan Heru itu sudah tak terlalu efektif untuk masyarakat Jakarta, yang dianggap sudah cukup cerdas dalam menentukan pilihannya.
"Sudah enggak kemakan untuk di Jakarta. Masyarakat Jakarta kan ada tingkatannya, ada yang tinggal di bantaran sungai, tapi ada juga yang tinggal di permukiman."
"Nah, yang tinggal di permukiman itu sudah enggak kemakan sama yang kayak begini," paparnya.
Kendati menganggap Heru Budi terlalu vulgar mengampanyekan Prabowo-Gibran, menurutnya cara menggaet dukungan massa lewat penyaluran sembako sudah tak efektif.
Menurutnya, itu cara kuno yang hanya membuang-buang anggaran dan tenaga. Masyarakat, kata dia, saat ini sudah pandai menilai calon pemimpin yang bakal dipilih. (*)